Kategori

Home » » Kami Bukan Selebtwit

Kami Bukan Selebtwit

Twitter adalah sosial media yang spread-nya sangat cepat. Orang-orang nggak akan ketinggalan update-an terkini setiap refresh timeline twitter. Selalu ada aja twit baru setiap detiknya. Twit berita, twit galau, twit promosi, twit lucu (padahal garing), sampai twit-twit yang di-update dari sosial media lainnya. Via Instagram, via Path, via Gra. Ehm

Spread-nya cepat. Satu twit yang biasa aja kalo di-retweet oleh akun berfollowers banyak, pasti langsung rame. Tab interaction si pemilik twit udah dipastikan akan banjir oleh mention, retweet, RT-an, dan sebagainya. Makanya, banyak orang berlomba-lomba untuk mendapatkan followers banyak dengan harapan bisa terkenal. Yah, sebut saja selebtwit. Sebutan untuk akun twitter dengan followers yang lebih banyak dari jumlah twitnya sendiri. 

Atau definisi lainnya, akun twitter yang menjadi selebriti karena twitnya banyak diomongin orang-orang. Tapi, nggak semua akun twitter yang rame diomongin semua orang itu udah pasti selebtwit. Belum tentu. Menurut pandangan gue sendiri, seseorang bisa disebut selebtwit jika punya followers banyak, tapi nggak punya karya. Misalkan si Hantu Timeline atau Dwitasari itu. 

"Tapi, Dwitasari kan punya karya?"

Iya, tapi copas. Buat apa juga coba. Sebenarnya, banyak selebtwit yang dulunya belum punya karya, tapi gara-gara followers-nya banyak, diajak (atau coba-coba?) bikin karya deh.

Selebtwit

Gue juga suka kesel sama beberapa akun publik yang mempromosikan karya si adminnya sendiri. Misalkan (ini misalkan) admin TwitFakta, yang tiap hari ngebahas seputar fakta unik, tiba-tiba dipakai adminnya promosi karya sendiri yang nggak berhubungan dengan twitnya selama ini. Rasanya, curang aja. Kalo kayak gitu caranya mah, banyak orang-orang yang membuat akun publik dengan followers banyak, untuk kemudian dipakai sebagai lahan promosi karyanya. Kalo gini, persaingan jadi nggak sehat. 

Tapi tunggu, gue nggak mau bahas itu. Biarlah itu menjadi misteri, dan para pemakai sosial media lainnya bisa lebih bijak dengan nggak ikut-ikutan follow akun-akun curang kayak gitu. Follow akun twitter menurut gue hak seseorang. Hak lu kalo mau ngegalau ria ngeliat twit galau, hak lu kalo mau beli karya si admin akun publik, hak lu kalo mau retweet twit si selebtwit setiap detik, hak lu kalo mau bilang "Dia idola gue, lu tau apa!?" Hak lu, men

Seperti yang gue bilang di atas, seseorang (menurut pandangan gue) bisa disebut selebtwit jika punya followers banyak, tapi nggak punya karya. Nah, kalo akun berfollowers banyak yang punya karya, menurut gue mereka bukan selebtwit. Mereka adalah artist (penulis, penyanyi, pelukis, dll). Artist ya, bukan artis. Menurut gue, walaupun orang yang berkarya dan artis mempunyai bahasa inggris yang sama (artist), konotasinya di Indonesia itu berbeda. Sama seperti mati listrik, yang lebih dikenal dengan sebutan mati lampu. Sama seperti lampu lalu lintas, yang lebih dikenal dengan sebutan lampu merah. Sama dengan Transjakarta, yang lebih dikenal dengan sebutan busway. Begitu juga dengan artis.

Di Indonesia, artis lebih kepada orang yang eksis di layar kaca. Sedangkan artist (terdiri dari kata art yang artinya seni) adalah orang yang berkarya.

Dan ingat satu hal ini, 

Followers artist datang bukan dari twit-twit setiap hari, tapi dari karya mereka. 

Gue bukanlah seorang selebtwit, karena gue punya karya. Gue udah nge-blog duluan sebelum main twitter. Kerjaan gue setiap hari bukan ngetwit doang, tapi gue musti nge-blog, sekolah, dan melakukan aktivitas layaknya manusia normal. Followers gue juga kebanyakan datang dari karya yang udah gue buat. Banyak followers yang awalnya mengenal gue dari tulisan di blog, dari buku yang gue buat, dari forum Kaskus, dan masih banyak lagi. Sedangkan selebtwit, followersnya datang dari twit-twit setiap hari, bukan dari karya. Iya, karena mereka nggak punya karya. Kalo mereka punya karya? 

Berarti mereka artist. Orang yang berkarya. Simpel.

Yah, walaupun ada beberapa yang karyanya tercipta setelah dia dikenal karena twit-twitnya setiap hari. But hey, mereka punya karya kan. Hargai karya orang. 

Semoga dengan membaca tulisan singkat ini, orang-orang yang suka nuduh akun berfollowers banyak adalah selebtwit bisa membedakan. Mana selebtwit dan orang yang berkarya. Bayangin perasaan kami (orang yang berkarya) dibilang selebtwit cuman karena followersnya banyak. Padahal, followers kami juga datang gara-gara karya yang telah kami buat. Jangan menilai seseorang, seakan kamu tahu kehidupan orang tersebut. 

Dan, untuk yang kesekian kali, gue harus bilang... kami bukan selebtwit. 

PS: Gue menulis postingan ini untuk mewakili dan menjawab keresahan kami (yang disebut selebtwit, padahal bukan). Postingan ini gue buat tanpa menghina pihak mana pun. Ya, inilah pendapat gue. Kalo nggak setuju, bukan masalah. Gue menghargai pendapat kalian yang mungkin berbeda dengan pendapat gue sendiri. Karena semua orang, punya pendapat masing-masing, kan. 

0 komentar:

Posting Komentar