Kategori

Home » » Don't Waste your Life

Don't Waste your Life

Alasan untuk hidup.

Ada warna hitam, ada warna putih. Ada kabar baik, ada kabar buruk. Belum lama ini, gue baru aja dapet kabar buruk. Atau lebih tepatnya kabar duka. Kabar ini menimpa salah satu teman SMP gue. Nggak begitu akrab, tapi gue kenal orangnya. Pertama kali mendengar kabar ini, gue agak kaget. Terlebih pas gue tanya sebabnya. Kenapa meninggal? Bunuh diri. 

"Gila!" pikir gue dalem hati.  

Gue tanya penyebab bunuh dirinya. Kenapa? Gara-gara nggak dikasih uang. Buat beli softlens. Yang pertama gue pikirin adalah, apakah hidup itu seharga dengan softlens? Gimana perasaan orang tua yang ditinggal anaknya bunuh diri? Sebagian bakal sedih, karena anak yang udah susah payah dibesarkan pergi meninggalkannya. Sebagian lagi bakal lega, karena nggak usah membiayai hidup anaknya yang (sebut saja) bodoh. 

Kenapa gue bilang bodoh? Karena dengan masalah sepele kayak gitu, mereka malah memilih jalan bunuh diri ketimbang berusaha sendiri. Okelah kalo sebelumnya sedang ditimpa masalah yang sangat berat, lalu stress sampe nggak tau harus ngapain. Tapi, bunuh diri nggak bisa dijadikan solusi. Gue sendiri bingung, apa yang ada di pikiran orang-orang yang memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri. Sebodoh itukah mereka? 

Dalam kasus teman gue, orang tua nggak bisa sepenuhnya disalahkan kalo nggak ngasih anak uang jajan. Itu udah biasa. Tapi masa solusinya bunuh diri? Coba bayangin perasaan orang tua, terutama ibu, yang udah melahirkan, udah memberi kehidupan. Eh, hidupnya malah diakhiri sendiri. Karena masalah sepele pula.

Gue kasian. Bukan sama teman gue, tapi sama orang tuanya. Gue datang ke rumah duka, tempat peristirahatan terakhirnya sebelum dikremasi. Sayang, gue nggak sempet ngeliat dia. Kata orang-orang yang hadir, jasadnya masih diotopsi. Karena hari udah terlalu malam, gue memutuskan pulang. Gue pulang dengan pertanyaan yang masih terngiang-ngiang di kepala. 

Apa yang ada di pikiran orang yang memutuskan hidupnya sendiri? 
Ini bukan (hanya) masalah ideologi agama mengenai bunuh diri. Ini masalah moral masyarakat muda yang semakin menyepelekan sebuah nyawa. Hamil, aborsi. Putus cinta, bunuh diri.
Di postingan kali ini, gue pengin ngajak kalian semua menyadari bahwa hidup itu berharga. Hidup itu indah. Putus cinta, bunuh diri? Cari yang lain! Masih banyak orang di dunia. Nggak dikasih uang, bunuh diri? Kerja! Lalu cari uang yang banyak. Nggak usah bunuh diri, karena pada waktunya nanti, kita semua pasti akan dipanggil. Hidup adalah pemberian Tuhan yang harus kita jaga. Bunuh diri itu ya berarti kalian menyia-nyiakan pemberian Tuhan. 

Beberapa waktu yang lalu, gue lagi asik ngaskus. Terus, nemuin satu thread yang menarik buat dibahas. Yap, daripada "mati sia-sia" dengan cara bunuh diri, mending coba sesuatu yang lebih bermanfaat. Berikut hal-hal bermanfaat yang bisa dilakukan setelah meninggal:

1. Menjadi pohon. Ini beneran. Perusahaan Bios Urn menerima DNA untuk digabungkan dengan benih pohon. Dan pohon tersebut akan diberi nama kalian juga. Cocok buat yang cinta lingkungan. 

Bios Urn

2. Mendonorkan organ tubuh. Sekarang, kayaknya udah banyak ya lembaga yang siap menerima donor organ tubuh. Ini adalah salah satu hal mulia yang bisa dilakukan setelah meninggal. Organ-organ ini nantinya akan didonasikan kepada orang yang membutuhkan. Bermanfaat, kan?

3. Menjadi pensil. Kedengerannya absurd memang. Nadine Jarvis mengadakan proyek yang menggabungkan abu kremasi dengan karbon pensil. Lumayan, bisa jadi souvenir buat keluarga. Asal pensilnya jangan dihilangin aja.

4. Menjadi berlian. Iya, ini nggak kalah absurd. Perusahaan Life Gem siap menerima dan merubah tubuh yang telah meninggal menjadi berlian. Gimana, tertarik?

Masih banyak hal-hal yang bisa dilakukan setelah meninggal, seperti menjadi wine (minuman anggur), menjadi lukisan, menjadi vitamin, dan sebagainya. Tentunya, meninggal nggak sia-sia. Daripada bunuh diri, kan? Cintai hidup sendiri seperti Tuhan mencintai diri kalian. Kita harus menyadari bahwa hidup ini berharga. Setelah itu? Kita harus bersyukur.

Bersyukur karena bisa menjalani hidup yang indah ini.

In the end of the post, tulisan ini gue ikuti dalam giveaway "Alasan untuk Hidupyang diadakan oleh Aci, salah satu teman yang gue kenal dari Kaskus. Gue tergerak buat ikutan karena pengin membuat orang-orang sadar, bahwa hidup itu berharga. Seperti yang udah gue bahas di atas. Kasus yang menimpa teman gue semoga bisa dijadikan pembelajaran biar kita nggak ikutan kayak gitu. So, mari #CintaiHidup. Don't waste your life. 

0 komentar:

Posting Komentar