Kategori

Kalo Gue Jadi Indigo...

Nggak seperti biasanya, kali ini gue akan nulis sesuatu yang berbau horor. Ya, sebenarnya, hari ini aja udah termasuk horor bagi para jomblo. Termasuk gue. Iya, tenang, gue ngerti kok perasaan kalian. Dalam rangka blog tour buku Gerbang Dialog Danur karya Risa Saraswati bersama Bukune, gue akan berandai-andai sedikit dengan menjawab pertanyaan: Gimana kalo gue jadi indigo?

Ngebayanginnya aja udah serem.

Ngomongin soal indigo, gue pernah mewawancarai salah satu penulis Bukune (Ayumi Chintiami) di segmen Interabsurd. Sama seperti kak Ayumi, kak Risa Saraswati juga termasuk salah satu orang yang diberikan kelebihan untuk berinteraksi dengan 'mereka'. Lalu, apa jadinya kalo gue diberikan kelebihan itu? Jadi indigo? Seumur-umur, kejadian paling horor yang pernah gue alami cuma ketindihan. Itu juga gue nggak bisa ngapa-ngapain selain ketakutan.

Sekarang, apa jadinya kalo gue bisa berinteraksi dengan 'mereka'? 

Gerbang Dialog Danur

Kalo gue jadi indigo... hal pertama yang gue lakukan adalah ngumpet di kamar. Gue pasti belum siap melihat 'mereka' secara langsung. Tapi, gue yakin, gue pasti nggak bisa tidur. Gue pasti diganggu. Jadi, hal kedua yang gue lakukan adalah keluar dari kamar. Siap nggak siap, harus dijalani.

Mungkin awalnya gue akan takut dan merasa terganggu kalo bisa melihat sosok-sosok yang selama ini cuma muncul di pikiran. Membayangkan bentuk tubuh atau wajah 'mereka' yang menakutkan bisa bikin gue nggak tidur semaleman. Apalagi kalo diajak ngobrol. Gue pasti keringet dingin. Saking banyaknya keringet yang bercucuran, gue bisa nyirem taneman di depan rumah dengan air keringet yang gue kumpulin ini. Lumayan kan, bisa bermanfaat juga bagi lingkungan.

Gue orangnya suka menyendiri. Gue kadang suka ngerasa kesepian walaupun lagi ada di keramaian. Jadi, mungkin ngobrol dengan 'mereka' akan terasa lebih menyenangkan ketimbang ngobrol dengan manusia yang sibuk dengan layar handphone-nya sendiri. Gue bisa mewawancarai 'mereka' dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan seperti:

"Suka keganggu nggak sih sama manusia-manusia di acara seperti Lain Dunia?"
"Gimana perasaannya bisa masuk TV walaupun cuma keliatan bayangannya doang?"
"Tau nggak gue siapa? Gue suka bikin video-video lucu gitu loh soal keseharian pelaj---"

'Mereka' nggak suka nonton video pasti. Jadi, ngasih liat video gue ke 'mereka' bukanlah ide yang bagus. Tapi kalo gue jadi indigo... gue tetep mau ngasih liat hasil karya gue ke 'mereka'. Minimal, ada yang ketawalah selain gue sendiri.

Kalo gue jadi indigo... ide tulisan gue pasti makin banyak. Karena kapanpun dan di manapun, 'mereka' semua ada di sekitar gue. Gue pasti jadi punya banyak pengalaman buat diceritakan kembali. Asik, kan? Siapa tau cerita gue itu bisa dijadiin buku juga. Gue beralih deh jadi penulis horor. Gue kaget. 'Mereka' kaget. Seluruh dunia pun kaget.

Gue belajar untuk mengambil hal-hal positif dari segala sesuatu yang terjadi dalam hidup. Yang negatif, dibuang aja. Kalo gue jadi indigo... gue akan menikmati apa yang gue miliki ini ketimbang menyesali apa yang udah terjadi. Toh, gue udah diberikan kemampuan ini. Walaupun kalo bisa memilih, gue nggak mau jadi indigo. Karena.... ya.... itu.... serem, bro. *lambaikan tangan ke kamera*

...

Dan bagi yang mau tau lebih dalam tentang pengalaman orang indigo, kalian bisa baca buku Gerbang Dialog Danur karya Risa Saraswati. Dari buku ini, kalian bisa 'berdialog' lebih lama dengan 'mereka'. Kalo gue sih, baca buku ini siang-siang. Kalo malem.... serem. Rasain deh sensasinya.

Oh iya, tanggal 2 April 2015 nanti, ada bedah buku Gerbang Dialog Danur bersama penulisnya langsung! Buat yang di Bandung, ayo merapat! Alamat lengkap dan waktunya, liat ini ya:

Bedah Buku Gerbang Dialog Danur

...

WAKTUNYA BAGI-BAGI BUKU!!!

Yup! Gue bakalan bagiin buku Gerbang Dialog Danur ini buat 3 orang pembaca blog gue. Cara ikutannya gampang banget. Kalian tinggal berandai-andai seperti gue: kalo jadi indigo, kalian akan ngapain? 3 orang dengan alasan paling menarik akan gue pilih sebagai pemenang!

Jangan lupa untuk:

1. Tulis jawaban kalian di kolom komentar di bawah. Panjangnya bebas. Semenarik mungkin.
2. Sertakan akun Twitter kalian. Setelah ngasih komentar, jangan lupa share postingan ini ke Twitter dengan hashtag #Danur. Nggak usah mention ke gue, yang penting ada link postingan ini.
3. Batas waktu menjawab sampe Rabu, 1 April 2015. Jadi, ada waktu yang cukup banyak.
4. Pemenang akan diumumkan lewat akun twitter gue keesokan harinya.
5. Selamat menunggu!

...

Selamat bermalam minggu. Jangan lupa minum air putih.

Sibuk

Cuma mau ngasih tau beberapa hal.

Pertama, gue sedang sibuk-sibuknya menjalani ujian di sekolah. Dari Februari, sampe Maret ini, gue masuk sekolah isinya ulangan semua. Dari ulangan akhir semester, try out, ujian praktek, pra-UN, dll. Mungkin nanti ada sekolah biasa lagi, tapi kayaknya cuma belajar buat pelajaran-pelajaran UN. Awal April, langsung ujian nasional. Setelah itu, bebas sebebas-bebasnya. Paling cuma nungguin hasil UN.

Lulus nggak lulus, bagi gue nggak menjadi masalah yang sangat berarti. Karena, yah, nilai di atas kertas nggak bisa mengubah masa depan gue juga. Gue cukup menjalani passion gue dengan sepenuh hati. Yoi, itu tadi kalimat antisipasi aja. Jaga-jaga buat kemungkinan terburuk.

Kedua, gue juga sedang sibuk ngerjain projek video buat beberapa brand. Jadi, bayangin itu dicampur sama hal yang pertama di atas. Sesibuk itu gue. Kadang gue bingung, mana yang harus diduluin. Karena itu sama-sama penting. Yang satu gue dapet nilai, yang satu gue dapet duit. Dilema. #KevinSibuk

Gue juga harus mengimbangi itu semua dengan kegiatan sosial seperti manusia pada umumnya. Tidur siang, istirahat, main DotA, baca buku, atau sekedar nulis-nulis kayak gini. Walaupun lagi sibuk, blog tetap harus jalan terus. Semangatin gue ya. Caranya gampang kok, beliin aja gue iPhone 6. Satu aja, nggak usah banyak-banyak. Kalo banyak, gue malah bingung mau diapain. 

Ketiga, gue baru beli kamera. Setelah nabung cukup lama, akhirnya bisa beli kamera dengan uang sendiri. Emang ya, sesuatu yang dilakukan dengan usaha sendiri, hasilnya akan lebih berarti. Si Boy kerjaannya berkurang satu deh, karena sekarang bikin videonya pake kamera baru. Yoyoi.

Canon EOS 70D
Canon EOS 70D

Terakhir, soal buku kedua. JENG JENG JENG.

Gue baru dikasih tau sama editor, buku gue jadwal terbitnya jadi bulan Mei. Yup, masih ada dua bulan lagi. Nanti buku kedua gue terbit bareng buku pertama yang dicetak ulang. Sekarang, naskah gue lagi diedit. Gue pun masih nungguin revisi sambil minum kopi dan nulis postingan ini. Dan, gue baru inget, Senin nanti, gue ujian lagi. Deadline projek pun semakin dekat. Shit.

Kadang gue bingung, mana yang harus diduluin. Karena itu sama-sama penting. Yang satu gue dapet nilai, yang satu gue dapet duit. Dilema. Eit...walaupun lagi sibuk, blog tetap harus jalan terus. Yoyoi.

So, jadi beliin gue iPhone 6? Anyone?

...

Selamat malam minggu!

Welcome to YouTube

Semua orang seneng main game. Termasuk gue. Main game adalah salah satu penghilang stres yang ampuh setelah makan. Dan, baru akhir-akhir ini, gue coba buat video "let's play" di channel YouTube gue. Videonya berisi gameplay dan reaksi gue terhadap game yang sedang dimainkan. Salah satu game yang pernah gue mainkan berjudul Unfair Mario. Bukannya ngilangin stres, gue malah makin stres. Yang bikin game seenaknya, jebakannya nggak bisa diperhitungkan dengan logika.

Ada lagi, gue mainin game horor. Judulnya TheHouse buatan Sinthai Studio. Emang sih, game-nya simpel. Tugas kita cuma klik-klik ke benda-benda tertentu. Terus kalo udah klik gitu, kadang suka muncul jumpscare yang bisa bikin jantung copot. Makanya, main game horor itu volume-nya harus dikencengin biar berasa. Tapi jangan terlalu kenceng juga, nanti bisa budek.

Satu hal yang pasti, kalo kalian juga mau bikin video "let's play" adalah: dibilang ngikutin PewDiePie. Yah, mau gimana lagi. Risiko sih. Tapi lucu aja, masa yang boleh main game cuma satu orang doang kan? Jangan dibawa pusing, tujuan main game kan buat seneng-seneng. Reaksi orang juga beda-beda. Kalo ada yang nggak suka, YouTube kan menyediakan tombol dislike. Yoi. Sesederhana itu.

Gue sendiri pernah diprotes karena sering ngomong kasar untuk mengungkapkan kekesalan saat main game. Gue pikir, yah, gue sedang menunjukkan: "Ini loh reaksi spontan gue ketika jatuh atau kaget." Ketika ada orang yang ikut-ikutan ngomong kasar karena nonton video gue, ya, itu bukan sepenuhnya salah gue. Gue sama sekali nggak nyuruh yang nonton buat ngikutin omongan gue. Kalo di video gue nyuruh orang-orang buat ngikutin omongan gue, ya, sepenuhnya gue baru salah.

"Tapi, lu kan nyontohin yang nggak bener, Vin?"

Sama seperti sinetron. Kalo kelakuan anak-anak zaman sekarang kayak gitu (taulah), ya, jangan salahin sinetron-nya. Siapa suruh sinetron ditonton. Kita kan punya hak dan kontrol untuk itu.

Ya, beberapa hari lalu ada orang nyasar yang ngomentarin video gue. Protes kenapa gue mengucapkan nama binatang. Menyuruh gue berpikir bahwa ada berjuta-juta orang yang online dan menonton video gue di YouTube, termasuk anak-anak yang masih polos, dan dia takut, nantinya mereka akan ikut-ikutan seperti gue. Katanya, ini bukan pelajaran yang bagus untuk anak-anak.

"Yah, memang." kata gue dalam hati. Karena ini YouTube, bukan buku pelajaran. 

Welcome to YouTube

FYI, channel YouTube gue itu bener-bener random. Apa aja ada. Video main rubik, main futsal, vlog, challenge, gaming, kompilasi Instagram, semua ada. Kalo ditanya channel YouTube gue isinya apa aja, jawaban gue, "Banyaaaaaak! Lu maunya apa?" Gue ini orangnya selalu suka mencoba hal-hal yang baru. Jadi, dimaklumin aja ya kalo video gue kadang random. Tergantung arah angin. Ehe.

Gue asumsikan, pembaca blog gue di sini udah tau akun YouTube gue apa. Jadi, sambil menunggu selama seminggu untuk setiap postingan baru, cari aja gue di YouTube. Siapa tau update video baru. Kalo kadang random dan nggak mendidik, ya maklumin... Karena ini YouTube, bukan buku pelajaran.

Dan tentunya, bukan sinetron.