Kategori

Sarkasme dan Pindah Rumah

Akhir-akhir ini, gue lagi keranjingan memainkan social media yang bernama ask.fm. Lumayan asik dan gampang dimainkan, makanya gue suka. Kita tinggal menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Selain menjawab, kita juga bisa bertanya kepada user-user yang lain. Walaupun nggak punya akun, kita bisa bertanya dengan fitur yang disediakan oleh ask.fm, yaitu anonymous, atau biasa dikenal dengan sebutan anon. Gue sendiri mematikan fitur anon ini, karena gue pengin tau siapa aja yang nanya. Kadang, kalo gue nemu jawaban  kayak: "Off anon dong," gue malah kesel.

Masalahnya, kita kan bisa ngatur, mau ditanya anon atau nggak. Tinggal matiin aja fitur anonnya. Sesederhana itu. Nggak perlu ngeluh lagi. Tapi, yaudahlah ya. Nggak ngerugiin gue juga.

Agak berbeda dengan Twitter, di ask.fm, kita nggak bisa ngeliat followers kita. Iya, jadi buat yang suka modus ke followers, sayang sekali, ini bukan tempat kalian. Tapi, masih bisa modus dikit kok kalo mau, dengan cara: liatin siapa aja yang nge-likes jawaban kita. Emang, perlu usaha dikit.

Buat yang hanya kenal gue dari ask.fm, gue pasti dicap cuek dan jawabnya sesukanya, seadanya, dan semaunya. Yah, emang begitu. Di blog ini juga, gue menulis apa adanya. Kadang sesukanya, sampe yang ngerti cuma gue sendiri. Kadang seadanya, sampe yang baca juga udah selesai ditinggal kedip. Kadang semaunya, ya.... karena gue menulis apa yang gue pikirkan. Jadi, buat anak-anak dari ask.fm yang baca tulisan ini, selamat datang di blog gue, tempat gue mencurahkan pikiran dengan tulisan.

Balik lagi ke pembaca blog ini.

Di ask.fm, gue kadang suka bales-balesin (beberapa) pertanyaan dengan sarkasme. Buat yang belum tau, sarkasme menurut Wikipedia adalah suatu majas yang dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang/sesuatu. Yup. Bagi beberapa orang, sarkasme adalah "Apaan sih, kok gue nggak ngerti?" Bagi beberapa orang juga, sarkasme adalah komedi. Iya, buat mereka yang ngerti.

Buat yang belum ngerti, gini contoh gampangnya. Bayangkan, di malam minggu ini, lu mau nge-date sama gebetan yang baru lu kenal dari majalah Bobo (ya, ceritanya panjang). Kalian janjian pukul 7 malam, dan saat jam udah menunjukkan pukul 18.50, lu baru bangun dari tidur siang. Lu pun buru-buru, memakai baju acak-acakan, karena belum disetrika selama 3 bulan. Saat lu sampe di tempat janjian, respon pertama dia adalah: "Baju kamu rapi banget ya?" Padahal, lu tau, baju lu acak-acakan. 

Nah, itu. Artinya adalah sebaliknya. Menyindir secara halus. Get it?

Sarcasm

Gue kadang suka memakai sarkasme setiap dapet pertanyaan-pertanyaan "bodoh" yang sebenarnya nggak perlu dijawab. Atau ketika ada hinaan-hinaan yang ditujukan buat menjatuhkan gue. Daripada emosi, mending gue sarkas-in aja, kan? Hidup tenang, hati senang~

Yang susah adalah, ketika orang yang di-sarkas-in nggak ngerti dan malah nanggepin serius. Ini pernah kejadian sama gue. Jadi, baru aja kemarin (ya, kemarin!), ada yang nanya ke gue, "Kev, rumah lo di Tangsel?" Pas ngeliat pertanyaan itu, dalam hati, gue jadi kayak, "Loh, ini ngarang atau tau dari mana coba?" Perasaan, gue kan tinggal di Jakarta, kok bisa tiba-tiba pindah rumah ke Tangsel? 

FYI, profile ask.fm hampir sama kayak Twitter. Di bawah username, ada location. Dan gue isi location gue di Jakarta. Oke, mungkin dia nggak baca. Yaudah, gue jawab aja kali ya dengan sarkas?

"Pasti lu taunya dari TVSatu." Begitu jawaban gue. Dan arti di balik jawaban itu adalah: jadi PR aja ya buat kalian. Jarang-jarang kan gue ngasih PR. Buat ngetes, sejauh mana kalian ngerti tulisan gue :))

Setelah jawaban itu di-post, semakin banyak pertanyaan yang masuk, kurang lebih kayak gini:

"Kev, kapan tayang di TVSatu?"
"Kev, lu pindah rumah? Selamat ya!"
"Yah, gue nggak nonton tadi, semoga ada tayangan ulangnya ya."

Beberapa dari pertanyaan itu gue jawab lagi. Dan respon yang gue terima pun sukses bikin gue (dan orang-orang yang ngerti) ketawa. Iya, seperti gue bilang tadi, sarkasme adalah komedi, buat mereka yang ngerti. Buat mereka yang nggak ngerti, yaudahlah ya. Jangan dimasukin ke hati. Nanti baper. Seriously, that awkward moment when you respond someone sarcastically and they take it seriously.

...

Buat yang ngerasa gue sarkas-in, jangan dimasukin ke hati ya. Toh, gue ngetiknya juga sambil nyantai dan minum kopi. Zaman udah canggih loh, kita bisa dapetin informasi dari mana aja dengan mudah, asal... jangan menelan informasi yang baru diterima itu bulat-bulat, disaring dulu. Kita juga harus jeli, misalnya dengan mencari lagi informasi itu di sumber yang lain, kemudian buat kesimpulan dari itu semua. Bijak-bijaklah dalam menggunakan social media. Jangan malah disalahgunakan...

Tapi, yaudahlah ya. Nggak ngerugiin gue juga.

Imlek

"Semakin tua seseorang, maka angpao yang didapatkan dari tahun ke tahun akan semakin sedikit. Itu siklus ekonomi. Kayaknya. Gue juga ragu sih. Angpao yang gue dapet tahun ini lebih sedikit dari yang tahun lalu. Begitu juga nanti tahun-tahun ke depan. Pasti semakin sedikit. Tapi, memang harus kayak gini. Namanya juga perubahan. Perubahan ini nggak bisa dihindari. Jadi, tinggal lalui aja."

Ramalan gue di imlek tahun lalu ternyata benar. Angpao yang gue dapet di tahun ini lebih sedikit daripada tahun lalu. Di situ, kadang gue merasa sedih. Tapi, yah, lumayan buat nabung beli kamera.

Imlek 2015

Nggak ada lampion yang menghiasi rumah gue di tahun ini, karena tahun lalu, ada salah satu anggota keluarga yang meninggal. Kata nenek sama nyokap gue, selama 3-4 tahun ke depan, kita nggak akan masang ornamen-ornamen berwarna merah saat imlek di rumah. Tapi, tradisi lain tetap jalan seperti biasa. Makan bersama, sembahyang, dan tentunya, pemberian angpao.

Imlek tahun ini dimeriahkan oleh hujan yang turun dengan sangat deras. Sederas air mata yang turun karena tau mantan udah punya pacar baru. Pas sembahyang malam, gue pun ditemenin sama hujan. Dingin. Sedingin sikap mantan yang baru putus. Lah, kok jadi bahas ginian.

Entah kenapa, dari tahun ke tahun, sodara gue jadi makin banyak. Anak-anak kecilnya juga. Rumah gue jadi rame sama orang-orang yang mukanya terlihat asing. Dan setiap gue ke rumah sodara, kerjaan gue cuma makan dan bilang "kiong hi" biar dapet angpao. Tapi ya gitu, ada yang ngasih, ada juga yang nggak peka. Dasar, semua sodara sama aja. Setiap ketemu sodara, gue pasti dibilang, "Wah, Kevin udah tambah gede ya. Masih kurus aja. Nggak makan ya?" MENURUT SODARA?!

Dari komentar-komentar sodara yang bilang gue udah tambah gede, gue jadi merenung. Gue udah tambah tua sekarang. Tambah dewasa. Tambah bikin sodara merasa nggak perlu lagi ngasih gue angpao. Ya, beberapa yang nggak peka. Bulan depan, tepat tanggal 16, gue udah hidup di dunia ini selama 18 tahun. Bukan angka yang besar bagi mereka yang lahir tahun 1945.

Tapi angka yang besar bagi gue untuk menyadari arti dari Imlek yang sesungguhnya. Arti dari tradisi-tradisi yang gue jalani, berkumpul dengan keluarga, makan bersama dalam satu meja, bertemu dengan sodara, semuanya bahagia, dan bukan sekedar tentang nilai di dalam sebuah angpao yang bisa habis kapan aja. Walaupun itu juga penting, buat nabung beli kamera.

Selamat tahun baru Imlek ke-2566!

Obrolan Tidak Penting

Sebelumnya, maaf, gue lagi sakit. Lagi kurang enak badan, cuaca akhir-akhir ini juga mengakibatkan gue pilek. Jadi, postingan ini nggak akan begitu panjang. Bacanya pelan-pelan aja. Biar lama.

Obrolan Tidak Penting

Gue baru aja bikin series video baru di channel YouTube, judulnya: Obrolan Tidak Penting. Ya, jadi awalnya gue bingung gimana caranya nyampein pikiran gue secara visual selain lewat vlog (ngomong sendiri). Gue kepikiran gimana kalo konsepnya itu ngobrol, bales-balesan pendapat, ada lawan bicaranya. Di obrolan itu, gue selipin curhat dan pandangan gue mengenai topik yang lagi diobrolin. Pesan pun tersampaikan. Semua senang. Hari ini Valentine. Masih jomblo. Mendadak galau.

Kenapa namanya Obrolan Tidak Penting? Pertama, konsepnya itu ngobrol. Jadi bagi yang nonton, ini adalah obrolan antara dua orang atau bahkan lebih. Kedua, kalian nontonin orang ngobrol. Nggak penting kan? Eits, tunggu dulu. Tidak penting di sini maksudnya adalah, topik yang lagi dibahas itu kadang disepelekan dan dianggap kurang penting. Padahal, sebenarnya itu penting buat diketahui.

Kalo masih belum dapet gambarannya, tonton dulu deh videonya: