Kategori

See You in 2016

Baru sempet nge-post lagi. Huft....

Jadi, banyak penyebab kenapa gue baru nulis lagi di sini.

Pertama, awal bulan Desember gue udah mulai siap-siap untuk berangkat ke Jepang dalam rangka liburan dadakan (karena udah beli tiket dari jauh-jauh hari). Dari tanggal 3, gue bersama LASTDAY Production pun berangkat ke Jepang. Total, kami di Jepang selama sepuluh hari. Tanggal 15, kami pulang lagi ke Indonesia. Tentunya, sayang banget kalo udah jauh-jauh ke sana, tapi gue nggak bikin video. Makanya, selama di sana, gue nyempetin untuk bikin semacam video perjalanan. Buat yang mau nonton keseruannya, silakan:



Kedua, tugas kuliah gue selama dua minggu numpuk. Banyak yang bilang, "Wuih, enak banget liburan ke Jepang!" atau "Wuih, udah libur kuliah, ya?". Nggak sama sekali. Gue ke Jepang make jatah absen kuliah. Jadi, tugas kuliah gue selama pergi ke Jepang, numpuk semua. Pulang tanggal 15, besoknya sampe tanggal 18, gue harus masuk kuliah karena absen udah mentok. Jadilah tiga hari keramat itu gue pake untuk ngerjain tugas kuliah; lukisan di kanvas 4 biji, tugas advertising, laporan kunjungan ke museum, sampe book report.

Ketiga, di sela-sela waktu luang di tiga hari keramat yang sebelumnya, gue ngedit video perjalanan di Jepang. Banyak yang nanyain gue, kenapa jarang upload video? Untuk meminimalisir orang-orang yang nanya kayak gitu, makanya gue dengan segera ngedit video jalan-jalan di Jepang. Iya, video yang di atas itu.

Keempat, gue harus ikutan promo film Ngenest. Nggak cuma di Jakarta, tapi juga roadshow di luar kota seperti: Surabaya, Makassar, dan Bekasi (itu kota-kota yang gue datengin). Oh iya, karena postingan terakhir gue baru ngasih liat teaser film Ngenest, ini dia official trailer film Ngenest:


Hari Rabu lalu juga gue sempet promo film Ngenest di acara Indonesia Morning Show (NET TV) bareng Ernest Prakasa dan Lala Karmela. Lihat muka gue yang baru bangun tidur karena acaranya pagi banget:

Indonesia Morning Show
Makin sipit.

Yak, itulah penyebab kenapa gue baru sempet nge-post lagi. Hampir setahun perjalanan kita di tahun 2015 ini. Banyak banget hal-hal yang gue alami, bertemu dengan banyak orang yang luar biasa. Sebelum menutup postingan terakhir di tahun ini, gue ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk semua pembaca blog gue. Mungkin, makin ke sini, gue jadi kurang produktif dalam menulis. Sekalinya nge-post juga pendek-pendek, nggak kayak dulu. Iya, semuanya karena kesibukan gue yang semakin padat. Sekarang, gue nggak hanya membuat konten tulisan, tapi juga konten visual (video). Jadinya, ya, gue harus pinter-pinter bagi waktu.

Sekali lagi, terima kasih untuk semua pembaca blog gue yang udah menemani perjalanan gue sampe sekarang. Sukses untuk kita semua. See you in 2016.

Ngenest Movie Teaser

Lega. Itu perasaan pertama yang gue alami ketika shooting film Ngenest (khususnya scene gue) selesai. Dengan waktu yang terbilang sangat cepat, film Ngenest akan tayang di bioskop tanggal 30 Desember 2015. Nah, sebelum tayang, tentunya akan ada beberapa promosi agar film ini nantinya sukses. Seperti Meet & Greet yang diadakan di Indonesia Comic-Con, tanggal 14 November lalu.

#NGENESTMovie

Indonesia Comic-Con yang diadakan di JCC ini ternyata rame banget. Gue mau jalan aja susah. Di mana-mana, lautan manusia. Di booth Starvision, teaser film Ngenest juga diputar. Jadi, selain foto-foto dan ngobrol, pengunjung yang datang juga bisa nontonin teaser-nya yang PECAH. Kenapa gue bilang PECAH?

#NGENESTMovie

Menurut gue, teaser ini SUKSES bikin orang nggak sabar untuk nungguin trailer, dan yang pasti, film Ngenest-nya sendiri. Banyak orang yang ngakak saat nontonin teaser film Ngenest. Nggak percaya? Tonton, nih:



Klik ini kalo videonya nggak bisa di-play.

"Ernest (Kevin Anggara / Ernest Prakasa) tidak pernah memilih bagaimana ia dilahirkan. Tapi nasib menentukan, ia terlahir di sebuah keluarga Cina. Tumbuh besar di masa Orde Baru di mana diskriminasi terhadap etnis Cina masih begitu kental. Bullying menjadi makanan sehari-hari. Ia pun berupaya untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, meski ditentang oleh sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim / Morgan Oey). Sayangnya, berbagai upaya yang ia lakukan tidak juga berhasil, hingga Ernest sampai pada kesimpulan bahwa cara terbaik untuk bisa membaur dengan sempurna adalah dengan menikahi seorang perempuan pribumi. 

Ketika kuliah di Bandung, Ernest berkenalan dengan Meira (Lala Karmela). Meski melalui tentangan dari Papa Meira (Budi Dalton), tapi akhirnya mereka berpacaran. Dan kemudian menikah, dengan adat Cina demi membahagiakan Papa dan Mama Ernest (Ferry Salim dan Olga Lidya).

Berhasil menikah dengan perempuan pribumi ternyata tidak menyelesaikan pergumulan Ernest. Ia mulai dirundung ketakutan, bagaimana jika kelak anaknya terlahir dengan penampilan fisik persis dirinya? Lalu harus mengalami derita bullying persis dirinya? Ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda untuk memiliki anak. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Simak selengkapnya di NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan."

Pecah, kan?

...

Dan, official poster film Ngenest akan menutup postingan kali ini:

#NGENESTMovie

Nantikan poster ini muncul di bioskop kesayangan kalian! =))

Kapan Ngenest Movie Tayang?

Shooting film Ngenest sebentar lagi akan selesai. Dan gue yakin, kalian semua pasti udah nggak sabar buat nonton film ini. Selama menjalani proses shooting, gue ngerasa jadi makin kurus. Pergi pagi, pulang malam. Makan jadi kurang, karena yang lebih penting itu: tidur. Beneran.

Sekarang, gue akan ngasih tau beberapa bocoran tentang #NGENESTmovie:

Pertama, The Overtunes akan menjadi pengisi soundtrack untuk #NGENESTmovie!

NGENEST the MOVIE

Kedua, press-conference pertama untuk #NGENESTmovie diadakan tanggal 5 November kemarin. Gue keliatan paling "hancur" karena saat itu, gue lagi take scene yang ceritanya habis pulang nonton konser punk. Rambut acak-acakan, baju robek sana-sini. Yang lain pada keren, gue nggak.  KENAPA HARUS GUE... =((

NGENEST the MOVIE

Ketiga, yang paling ditunggu-tunggu. #NGENESTmovie will hit the theaters on December 30th this year!

NGENEST the MOVIE

Terakhir, untuk yang mau ngeliat sedikit video behind the scene-nya, bisa langsung cek video dari Raditya Dika yang kebetulan lagi main ke tempat shooting #NGENESTmovie:


Selamat menunggu! --- Follow @ngenestmovie for more updates.

Ngenest Movie

Shooting untuk film Ngenest sebentar lagi akan dimulai. Sebelum itu, gue bersama cast yang lain udah test-cam dan ngambil beberapa scene untuk dibuatkan teaser-nya. Seperti yang gue bilang, gue akan ngasih tau update terbaru tentang proses pembuatan film ini. Jadi, langsung aja kita mulai.

Perkenalkan, gue Kevin Anggara sebagai Ernest Remaja. Gue punya seorang sahabat bernama Patrick (Brandon Salim). Karena udah muak di-bully dengan sebutan Cina sejak SD, Ernest pun mencari cara untuk bergabung bersama Fariz (Ardit Erwandha), dan gengnya; Ipeh (Amel Carla), Bakri (Bakriyadi), dan Bowo (Fico Fachriza). Ini dia foto bareng-barengnya (ada Giovander Louis juga):

Ngenest Movie

Ernest pun tetap dikerjain walaupun udah berusaha bergabung bersama Fariz dan gengnya. Patrick yang melihat itu pun selalu menegur Ernest. Yah, wajar, dua-duanya udah di-bully sejak SD. Bedanya, Ernest ingin berteman dengan orang-orang yang udah mem-bully-nya itu, Patrick nggak. Intinya, film ini adalah adaptasi dari ketiga buku best-seller yang udah Ernest tulis. Buat yang udah baca, pasti nggak begitu asing dengan tokoh-tokohnya. Paling ada yang berbeda dikit dan beberapa tambahan aja.

Di hari yang sama, lokasi shooting kedatangan Arie Kriting yang membantu kami semua untuk mengembangkan dialog dan akting. Ilmu yang gue dapatkan di sini benar-benar bermanfaat.

Ngenest Movie

Ternyata, bikin film itu susah dan capek banget. Hari itu, gue bangun pukul empat pagi untuk shooting dan baru sampe di rumah lagi pukul sepuluh malam. Padahal cuma dua scene. Shoot yang simpel aja take-nya lama banget. Nah, buat yang suka memandang sebelah mata film-film Indonesia, coba deh rasain dulu proses pembuatannya. Daripada ngomentarin, mending langsung buktiin dengan karya, kan?

Yah, memang sih nggak semua film (Indonesia maupun luar negeri) itu bagus. Tapi di balik itu semua, ada proses yang panjang dan melibatkan banyak orang. Lumayan susah loh untuk membangun tim yang solid.

Gue berharap, hasil dari film ini akan sesuai dengan usaha di baliknya. Dan semoga kalian bisa menikmati film ini nanti. Ajak temen-temen yang banyak ya buat nonton! --- Follow @ngenestmovie for more updates.



- Kevin, 18 thn, pusing tugas kuliahnya banyak.

Kuliah vs. Sekolah

Kuliah itu beda jauh sama yang namanya sekolah. Gue udah (kurang lebih) sebulan jadi mahasiswa. Dan gue merasakan banyak sekali perbedaannya. Dari teman-temannya, dosennya, mata pelajarannya (mata kuliah), sampe peraturan-peraturannya. Gue sih udah lumayan bisa adaptasi dengan lingkungan yang baru ini. Tapi, awalnya juga masih sering terbawa sama kebiasaan pas masih di sekolah. Contohnya pas mau ke toilet, harus izin dulu. Dosen dateng, bawaannya pengin berdiri dan beri salam. Semacam itulah.

Di kuliah, enaknya kita bisa ke toilet tanpa harus izin dulu. Di kampus gue sendiri (UMN), diberikan jatah 15 menit waktu telat. Lebih dari itu, dianggap absen. Jadi kalo ada mata kuliah pukul delapan pagi, gue bisa datang paling telat pukul delapan lewat lima belas menit. Musti dimanfaatkan.

Di kuliah, bajunya bebas. Jadi makenya enak dan nggak bikin cepet bosen. Nggak kaku kayak seragam sekolah yang kena keringet dikit langsung lepek. Temennya juga nggak itu-itu doang. Kalo menurut gue, circle pertemanan di kuliah itu jauh lebih luas ketimbang di sekolah. Di kuliah, gue bisa temenan sama siapa aja yang gue temui. Entah itu senior, sesama mahasiswa baru, atau bahkan dosen.

Di kuliah, banyak diadakan seminar-seminar yang cukup bagus dan bisa memotivasi. Lumayan buat mengisi waktu kalo lagi nunggu mata kuliah berikutnya. Karena kampus gue di UMN (kepunyaan Kompas Gramedia), kadang ada acara Stand Up Super Seru yang bisa bikin kampus jadi nggak jenuh.

Di kuliah, Unit Kegiatan Mahasiswa-nya (ekskul) juga banyak banget. Dan yang menurut gue keren, kegiatan kemahasiswaan di luar kelas ini diadakan oleh mahasiswanya sendiri (biasa sih senior). Udah lumayan banget lah buat mencoba aktif di kampus dengan cara mengembangkan minat dan bakat lewat UKM.

Kalo ada yang bilang sekolah lebih asik ketimbang kuliah, gue nggak setuju. Yang bikin kangen dengan sekolah itu menurut gue cuma satu: teman-temannya. Coba aja teman-teman sekolah kita satu kampus, satu program studi, dan satu kelas. Asiknya jadi double.

Kuliah itu ada ada dua, swasta dan negeri. UMN sendiri termasuk perguruan tinggi swasta. Gue masuk ke UMN dengan jalur prestasi. Jadi nggak mahal-mahal banget lah uang pangkalnya. Tapi kalo dibandingin sama negeri, masih termasuk mahal. Yah, masing-masing perguruan tinggi punya kelebihan dan kekurangannya lah. Gue masuk ke UMN karena ada jurusan yang gue minati. Dan karena pengin tinggal sendiri juga sih. =))

Nah, buat pembaca blog gue yang masih sekolah dan berniat melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi negeri, tentunya harus melewati yang namanya SBMPTN, kan? Kemarin, gue nemu video yang menarik ini:


Quipper video ini adalah sumber belajar untuk persiapan agar bisa lolos SBMPTN. Ada tiga hal menarik yang ditawarkan. Pertama, Quipper video mempunyai tutor-tutor video terbaik. Kedua, konten SBMPTN yang komprehensif (anjay!) dan efisien. Ketiga, konten tersedia secara online. Jadi gampang dan mudah digunakan kapan saja. Apalagi di zaman sekarang yang semuanya udah serba canggih.

Quipper video ini jadi kayak tempat les online. Nggak perlu lagi dah panas-panasan pergi ke tempat les beneran. Tinggal nyantai di kamar sambil buka materi videonya lewat hape. Masih ragu? Coba deh bandingin sendiri dengan biaya bimbel atau les yang lainnya:

Keuntungan Quipper

Nah, buat yang mau gabung dan ikutan, bisa langsung klik di sini. Semoga bisa membantu teman-teman pembaca yang mau masuk ke perguruan tinggi negeri.

...

Untuk merayakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2015 kemarin, gue dan beberapa teman sekelas janjian untuk memakai batik ke kampus:

Iya, gue yang paling kiri itu.

Pas mata kuliah petama juga gue telat dateng hampir lima puluh menit. Tapi, gue boleh tetap masuk karena harus presentasi dan udah diabsenin sama teman yang kebetulan ketua kelas. Itulah enaknya kuliah. =))

Layar Lebar

Semenjak aktif di dunia video (Instagram dan YouTube), gue semakin dikenal oleh orang-orang di media sosial. Gue dikenal sebagai si pelajar kocak (yah, paling nggak bisa menghibur diri sendiri) yang sering bikin video. Mungkin, hal itu yang membuat seorang Ernest Prakasa mengontak gue langsung untuk proyek film yang diadaptasi dari bukunya—NGENEST: Ngetawain Hidup A la Ernest.

Malam itu, ada sebuah pesan masuk ke WhatsApp gue, dari Ernest. Isinya kurang lebih: gue ditawarin untuk memerankan Ernest remaja di proyek filmnya itu. Sebuah kesempatan emas bagi gue untuk melebarkan sayap ke media yang lebih luas. Bukan Instagram dan YouTube lagi, tapi film. Yang dulunya gue nonton bioskop, sekarang orang-orang yang nontonin gue di bioskop (walaupun bukan film sendiri :P).

Kapan lagi, kan?

Gue langsung antusias dan mengiyakan tawarannya. Nggak semudah itu, profil gue musti diajukan dulu ke produsernya. Gue harus menunggu kabar lagi. Nggak butuh waktu lama, gue dikabarin kalo produsernya juga tertarik sama gue. Nggak, kami nggak saling suka. Maksud gue, tertarik dengan profil gue itu. Dengan resmi, gue pun mempunyai tugas untuk memerankan Ernest remaja di film NGENEST.

Banyak kesulitan yang akan gue alami nanti. Salah satunya, jadwal shooting yang bertepatan dengan jadwal UTS gue di kampus. Harus pinter-pinter nyolong waktu. Belum lagi, selama shooting nanti gue nggak akan memakai kacamata (karena Ernest remaja nggak memakai kacamata). Antara gue nekat tetap shooting tanpa bisa melihat dengan jelas, atau berusaha mati-matian untuk belajar pake softlens.

Yah, itu pikirinnya belakangan aja. Yang penting, kalian harus nonton. #LOH

Btw, ini dia teaser poster film NGENEST:

NGENEST TEASER    NGENEST TEASER

Yang kiri alternatif pertama, yang kanan alternatif kedua. Yang di tengah...... orang nggak ada yeeee.

So, guys... inilah kesibukan baru gue. Tugas kuliah yang menumpuk. Harus update channel YouTube. Shooting. Dan lain-lain. Dan lain-lain. Dan lain-lain. Ke depannya, gue mungkin akan selalu ngasih update terbaru tentang proses pembuatan film ini. Euhm, jadi, guys....

Udah siap ngeliat gue di layar lebar? =))

Warna Baru

Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kenapa gue belum upload video lagi di YouTube. Selain karena sibuk ospek kemarin, gue juga sedang mempersiapkan sesuatu yang baru di channel gue. Rebranding. Kenapa? Gue udah bukan anak sekolahan dan nggak make seragam lagi. Dulu, mungkin gue dikenalnya sebagai anak sekolahan kayak gitu. Tapi, sekarang gue udah kuliah.

Gue juga yakin, penonton video gue pasti bertumbuh bersama-sama. Mungkin sekarang kalian masih SD, SMP, SMA, kuliah, dsb. Tapi 10 tahun ke depan, kalian juga udah bukan anak sekolahan lagi, kan? Itulah kenapa gue mau branding diri gue dari awal. Gue bukan anak sekolahan lagi. Gue ngajak kalian buat ngeliat pertumbuhan gue juga. Biar nanti kalian nggak kaget dan nanya, "Kok Kevin nggak bikin video sama temen-temen sekolahnya lagi?" Begitu masuk kuliah, gue juga dapet temen-temen baru di kampus.

Tapi sebanyak apapun temen yang kalian punya, kalo udah nggak sejalan dan satu tujuan, pasti perlahan bakal menghilang juga. Begitulah hidup. Ada yang datang, ada juga yang pergi.

Kalo kalian ngecek channel YouTube gue beberapa hari terakhir ini, ada banyak hal yang berubah. Logo, channel art, sampe thumbnail video, semuanya baru dan jadi terlihat lebih segar. Ini gambar logonya:
Logo Kevin Anggara
Ini channel art-nya: 

Channel Art Kevin Anggara

Dan ini thumbnail videonya:

Thumbnail video Kevin Anggara

Designed by: @fluxdesign // Website: http://flux-design.us

...

Semoga dengan branding baru ini, gue jadi lebih sering upload video ke YouTube. Nah, buat yang selalu nanyain kapan aja gue upload video, jawabannya: sesuka gue. Iya, sengaja nggak gue jadwalin. Sejak awal bikin YouTube, gue nggak pernah bikin jadwal upload video. Bener-bener sesuka gue. Lagi mau bikin video, ya upload. Kalo lagi nggak pengin, ya paling gue buka YouTube buat nonton doang. 

I'm not a full time YouTuber. Kalo gue jarang upload, mungkin karena tugas kuliah yang sedang banyak, atau gue ada kepentingan lain yang harus dikerjain. Ada yang mau jokiin gue kuliah?

Gimana pendapat kalian terhadap warna baru di channel gue? Kasih komentar di bawah!

Ospek

Seperti mahasiswa baru kebanyakan, gue harus melewati sebuah tahap wajib yang bernama ospek. Orientasi studi dan pengenalan kampus. Di Universitas Multimedia Nusantara sendiri, OMB-nya (Orientasi Mahasiswa Baru) berlangsung selama dua hari. Dua hari, bentar doang dong? Nggak, men. Capeknya kayak habis nyapu satu kampus pake tissue. Tema OMB tahun 2015 ini adalah Light Up Your Passion! 

Sebagai mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara angkatan ke sembilan ini mampu untuk menggali berbagai potensi dalam diri mereka sendiri, terutama dalam bidang minat dan bakat sehingga mereka bisa berkarya untuk mengharumkan almamater dan berkontribusi kepada tanah air. - Filosofi tema dan logo OMB tahun 2015.

OMB hari pertama, gue harus ngumpul di drop point pukul lima pagi. Gila. Gila karena gue nggak tidur begadang ngerjain tugas sama Martha. Tugasnya sebenarnya nggak susah, cuman ribet. Biasanya pas OMB / MOS kan ada bukunya gitu (yang nanti diisiin tanda tangan kakak kelas, dll). Nah, ini disuruh bikin sendiri:

UMN 2015

Sebenernya Martha udah selesai, tapi dia mau bantuin gue ngerjain tugas buku ini dan begadang demi gue. Dimasakin indomie dan dibikinin kopi lagi. Jadi makin cinta kan gue? HEHEHE.

Di hari pertama ini, acaranya adalah upacara dan kampus tour. Selama kampus tour berlangsung, gue ngantuk parah. Bener-bener ketiduran setiap ada presentasi tentang apa aja yang ada di kampus. Ospek pukul lima pagi, selesai pukul lima sore. Dua belas jam gue kayak zombie yang lagi mencoba bertahan hidup.

Oh iya, di OMB ini, kami semua dibagi ke dalam beberapa kelompok (totalnya ada 100 kelompok) yang berisikan 17-18 orang. Anggota kelompok berasal dari semua prodi (program studi), jadi nggak cuman yang Akuntansi gabung sama Akuntansi, DKV gabung sama DKV. Nggak, semuanya gabung jadi satu. Setiap satu kelompok juga dipimpin oleh seorang PIC (person in charge), orang yang memimpin dan bertanggung jawab atas kelompok. Gue dari kelompok 50, dapet kakak PIC yang super baik: @vincentiuswill.

Kakak PIC-nya ternyata kenal sama gue. Awalnya sih awkward. Doi jurusan animasi UMN angkatan 2013 kalo nggak salah. Gambar-gambarnya keren banget loh. (Tuh, koh, gue promosiin HEHEHE).

UMN 2015
Kelompok 50: BUTTONBALL!

Hari kedua, OMB lebih banyak acara-acara serunya. Ada banyak games yang harus dilewati. Dan setiap kelompok berusaha mengumpulkan stiker biru dari setiap games yang ada. Stiker biru nambah satu poin gitu, stiker merah ngurangin dua stiker biru. Nah, kelompok dengan stiker biru terbanyak nanti akan dinobatkan jadi best group di akhir OMB. Sayangnya, kelompok kami cuma berhasil mengumpulkan dua stiker biru. Tapi, yang penting kebersamaannya lah, ya.

UMN 2015

Intinya OMB yang berlangsung selama dua hari ini seru banget. Menanamkan sikap solidaritas, tanggung jawab, dan juga kerja sama. Gue juga dapet banyak teman-teman baru. Lengkapnya, buat yang mau tau banget tentang OMB UMN 2015, bisa langsung cek ke website-nya: omb.umn.ac.id

Nah, selain foto, OMB ini juga didokumentasikan dalam bentuk video. Tonton keseruannya:


Salam UMN!

...

Maaf, guys, baru nongol dan nulis lagi di sini. Yah, hidup mahasiswa baru yang udah resmi jadi anak kuliahan. Yang penting, nggak pake seragam lagi kayak di sekolah. HAHAHAHA.

Pindah

Sebentar lagi liburan gue telah selesai. Gue harus masuk ke jenjang baru: kuliah. Itu artinya, gue juga harus segera pindah. Pindah ke tempat yang lebih dekat dengan universitas tempat gue kuliah. Gue pindah ke apartemen tepat di sebelah UMN. Kalo bangun kesiangan pun, gue nggak perlu buru-buru karena jaraknya yang sangat dekat. Kemarin, gue baru selesai ngurusin kepindahan.

Gue bawa semua barang-barang yang gue butuhin dari rumah. Kamera, dispenser, rubik, buku-buku, peralatan mandi, semuanya, deh. Gue nggak perlu nyiapin terlalu banyak barang karena di kamar udah ada AC, ranjang, dan lemari. Kamarnya nggak terlalu sempit dan nggak terlalu gede juga. Cukup dan pas banget buat gue sendiri. Walaupun tinggal sendiri, seminggu sekali gue harus pulang ke rumah.

Hitung-hitung hemat listrik, air, dan uang buat makan. Yoi. Mentalnya masih anak rumahan. Kalo ada yang gratis, kenapa harus bayar, kan?

Kamar baru

Kalo nggak tinggal sendiri, gue kayaknya bakalan mati duluan sebelum wisuda. Pulang pergi dari rumah gue ke UMN itu makan waktu dan tenaga, juga menyiksa batin. Apalagi dengan macetnya kota Jakarta yang bikin gue semakin prihatin. Itulah salah satu alasan kenapa gue memilih untuk tinggal sendiri.

Kamar gue masih terlalu kosong karena belum ada meja sama sekali. Jadi, sementara gue naro barang di lantai sambil nyari-nyari meja yang cocok buat kamar ini.

Kamar baru

Ke depannya, gue akan belajar ngurusin semuanya sendiri. Hitung-hitung melatih diri sendiri untuk menjadi lebih mandiri. Nyuci piring sendiri, bersihin kamar mandi, beli air galon kalo habis, nyuci baju, dan juga bayar uang listrik/air + internet. Kalo nggak ada internet, apalagi di zaman sekarang ini, matilah gue.

Dan yang paling penting, gue nggak harus bangun pagi-pagi lagi untuk kemudian pake seragam dan pergi belajar. Kuliah lebih membebaskan hal ini. Gue jadi bisa pake baju selain seragam dan ngatur jadwal kuliah sendiri nantinya. Bisa dipastikan, gue akan kembali menjadi anak rumahan. Yeah! #HidupAnakRumahan

...

P.S. Andai liburan bisa diisi ulang.

Kotak Surat: Realistis

Setelah sekian lama belum bikin postingan kotak surat, email gue penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang bikin sakit kepala. Pertanyaan-pertanyaan yang udah sering dijawab, masih aja ditanya. Makanya, sebelum mempersiapkan postingan kotak surat kali ini, gue nyeleksi dulu pertanyaan-pertanyaan yang masuk. Waktu nyeleksinya bahkan lebih lama ketimbang waktu gue ngetik jawabannya. Saking banyaknya.

Yup, ada lebih dari tiga ratus email "Kotak Surat" yang masuk dari bulan Maret kemarin. Bayangin deh gimana sakit kepalanya gue bacain satu-satu dan nyeleksi pertanyaan buat dijawab. Mari kita mulai!

Kotak Surat
Dari sabrinahaslim98

Hai ko, apa kabar ?? Kok lu udah lama gabales kotak surat lg ?? Sibuk ya ?? Hehe, gua mau minta pendapat(?) lu nih ko, gua kan mau naik kls 2 smk, nah dr sekarang gua udh mulai mikirin gua kedepanny gimana, gua pengenny bisa kuliah di PTN yg lumayan bgus, tp orang2 sekitar gua pada bilang gua gabakalan bisa, secara smk gua jg yg gk terlalu bgs, gua akuin otak gua jg pas2an, terus slah satu anggota keluarga gua bilang, katany gabakaln ada ptn yg mau nerima gua, menurut elu ko, masih adakah(?) kesempatan utk gua ngebuktiin kemereka kl gua it mampu, atau mungkin jg menurut lu orang yg kayak gua ini memang gabisa msuk PTN, udh segitu aja, jawab ya ko plisss xD

Tepat sekali, gue lagi sibuk, dan ini baru sempet lagi.

Yang nentuin hidup elu ya diri elu sendiri. Nggak usah peduli apa kata orang. Kesempatan masih terbuka lebar, lakukan semampu elu aja. Hasilnya mah belakangan, yang penting usaha dulu.

***

Dari Agnes Felim

Ini email wa yang kedua buat le ..
Gatau deh yang pertama udah dibaca atau masih ketimbun sampai dasar-dasar inbox emailmu.. Hahahaha

Kayanya udah lama le ga post balasan kotak surat lagi ya di blog, pasti sibuk, ttd buku la, wawancara, talk show, bikin video dan lain-lain.

Kev, wa mau nanya sama le, le sering banget kan bilang kalau le ga suka diatur-atur bahkan sama orang tua sekalipun, but if their choice is gonna make them proud of you and make them happy, what will you do ? Still gonna stay with your choice atau ikutin maunya ortu ? 

I've a little problem, kita seumuran and i see that you're so bright, di umur yang bahkan belum kepala 2 le tuh udah bisa dibilang sukses. I've a dream, dari awal wa pengen kuliah dkv di umn, tapi ortu nyaranin ikutan PPA BCA yang semacam program beasiswa gitu.. Wa dapet tuh beasiswa but end up with some messy feeling, satu sisi pengen ngejar cita-cita, satu sisi lagi wa ga optimis bakal sukses dengan cita-cita wa dan takut ngecewain ortu, wa belum berani ambil resiko karena wa juga belum punya penghasilan sendiri kaya le.. What do you think ? 

Hahahaha ceritanya curhat, a little bit privacy but I think you will have some good point of view..

Oke, w bingung kenapa le ngetiknya kayak gitu.

Gue udah pernah jawab langsung di email, ya: "Orang tua juga nggak setuju gue kuliah di UMN, karena jauh dari rumah dan gue harus ngekost. Tapi ya, gue emang nggak bisa diatur. Akhirnya jadi juga dan biayain semuanya sendiri. Kalo masih belum bisa biayain sendiri, mending ikutin orang tua dulu deh. Sample lulus beasiswa, gelarnya kasih mereka. Itu kan yang mereka minta. Habis itu, langsung kejar passion." Gue coba kasih pencerahan lagi:

Dulu, di sekolah gue juga ditawarin ikutan PPA BCA, tapi gue nggak mau dan tetap dengan pilihan sendiri, melanjutkan kuliah di jurusan DKV. Gue adalah orang yang nggak akan bisa menjalani suatu hal kalo gue emang nggak suka. Hidup cuma sekali. Life is all about choices. Your life, your choice.

***

Dari Ima Gita

Hi, kak Kevin!

Malem malem, cekikikan gajelas gara-gara baca ceritanya kakak pas trip ke Bali. Ketawa ikhlas nonton kumpulan video kakak di youtube. Senyum – senyum gaje baca answer kakak di ask.fm. Padahal besok aku ulangan Ekonomi....

Anyway, nama aku Ima kak :D kelas 10 SMA. Dan sekolahku deket sama Krisna loh, kak! Itu toko oleh – oleh yang ada Pia Susu sama kaos murah – murahnya! Kak Kevin suka yang murah – murah kan?! #eh

Aku juga punya blog, tapi itu masih terbilang jauh bgt dibanding sama punya kakak. Aku cuma memanfaatkan blog sebagai media “sekadar” aja kak.... udah lama banget aku engga update postingan, tapi sekarang lagi berusaha buat rajin lagi gara – gara liat blog kakak, hehehe.

Aku gatau ini sudah dijawab apa engga, tapi aku pengen tahu :

Gimana caranya kakak percaya sama diri kakak sendiri? 

Aku punya masalah soal kepercayaan diri. Aku punya ketakutan tersendiri buat bermimpi tinggi dan selalu menanamkan “Jangan mimpi terlalu tinggi, nanti kalau jatuh sakit banget” gitu. Ditambah dengan prestasiku yang biasa – biasa aja, tubuh gendut, terbilang ga trendy dll...

Bukan bermaksud sok tahu, tapi dari apa yang kakak tulis di ask.fm, blog dsb kakak selalu confident tentang diri kakak. Aku salut sama sikap kakak yang nanggepin orang – orang itu like a boss dan ga ngehirauin mereka yang komentar tentang kakak. Kakak selalu menekankan kalau hidup ini harus realistis dan jadi diri sendiri aja. 

Terus sukses dan berkarya kak! Hidup Kak Kevin! (kalok ‘Mati Kak Kevin!’ nanti aku baca blog siapa TT)

Makasih, bahkan kalau dibaca aja, kak! 

Gimana caranya gue percaya sama diri sendiri? Percaya diri. Kalo kita aja nggak percaya sama diri sendiri, gimana orang lain bisa percaya dan yakin sama diri kita? Kepercayaan diri itu sangat penting (bukan dengan telanjang di bunderan HI karena saking percaya dirinya, itu mah gila). Caranya ya, harus percaya sama diri sendiri. Percaya kalo elu bisa melakukan hal ini, itu, dan yang lainnya. Selain percaya diri, gue juga realistis.

Realistis kalo gue pasti bisa melakukan hal ini, itu, dan yang lainnya. Percaya dirinya disesuaikan dengan kemampuan yang kita punya. Kalo nggak yakin bisa, entah karena halangan apapun, yaudah tinggalin aja dulu sampe bisa yakin lagi. Daripada kayak kata elu tadi, "Jangan mimpi terlalu tinggi, nanti kalau jatuh sakit banget." Tapi, jangan sampe ini bikin elu nggak mau mencoba hal-hal yang baru.

Mencoba hal yang baru itu penting. Kalo nggak mencoba, kita nggak akan tau batas kemampuan kita sampe mana. Cuman, balik lagi ke realistis tadi. Kalo nggak yakin bisa, mending tinggalin dulu. Misalkan elu mau lompat dari atap rumah, sebelum jatuh ke tanah elu mau ngepak-ngepakin tangan kayak burung karena elu percaya elu bisa terbang. Jangan yang kayak gitu. Yang ada elu bakalan jatuh ke tanah dan dibawa ke UGD.

***

Dari Yuniar Dwi R

Hello ka , ka mau tanya ko sampul buku yang ke 2 mukanya ga mirip muka kaka sama sekali ya?

Kalo mirip banget sama muka gue, itu namanya foto, bukan ilustrasi.

***

Dari Valerie Gayatri

Halo kak :D ini pertama kalinya aku ngirim email ke Kak Kevin. Aku mau nanya ya.

1. Kak Kevin kan pernah pergi ke sekolah - sekolah gitu kan, itu pihak sekolahnya yang ngundang apa Kak Kevin yang minta izin kesana?
2. Aku liat beberapa blogger mulai jualan di blognya, dari baju, gelang, dll. Kak Kevin tertarik ga jualan kayak gitu di blog? Kayak buku yang kedua ini, dll.
3. Gimana, lulus nggak kak? Nem nya berapa? :D

Thanks, maaf kebanyakan nanya. Please dijawab

1. Diundang pihak sekolah.
2. Belum. Btw, gue nggak jualan buku sendiri. Kalo mau beli, nggak bisa langsung ke gue.
3. Lulus. NEM-nya, ada, deh~

***

Dari Adhwa Humaira

Hi Vin. How's your day? Barusan liat header blog kamu yang baru dan itu bener-bener rame hehe

I just wanna ask about something. Pernah nggak sih kamu waktu awal-awal nulis ngerasa apa yang kamu tulis di blog itu nggak pantes buat ditunjukin sama orang lain? Padahal kan apa yang kita tulis itu tujuannya supaya ada orang lain yang baca dan bisa memberi apresiasi sama tulisan yang kita bikin. Terus gimana caranya kamu ngatasin itu semua kalau emang kamu pernah ngerasain kayak gitu?

Thanks Vin

Nggak pernah. Karena dari awal nulis, gue udah tau gue sedang mempersiapkan hal yang pantas untuk dibaca oleh orang-orang. Coba deh tanya sama koki, awal-awal masak dia ngerasa nggak apa yang dimasak itu nggak pantes buat dimakan? Kalo emang ngerasa nggak pantes, dari awal juga dia nggak akan jadi chef karena mindset itu selalu menghantui pikiran.

Gue rasa, kata yang tepat untuk pertanyaan elu itu bukan "nggak pantes", tapi "nggak bagus". Sebagai penulis, gue ngerasa tulisan gue pantes buat dibaca. Kalo nggak, gue nggak akan nulis. Sebagai koki, mereka ngerasa masakan mereka pantes buat dimakan. Kalo nggak, mereka nggak akan masak. Mungkin yang jadi masalah adalah, bagus atau nggak tulisannya? Enak atau nggak masakannya? 

Yang paling penting, elu tau bahwa elu sedang melakukan apa. Elu nulis, berarti tulisan elu pantes dibaca. Elu masak, berarti masakan elu pantes dimakan. Bagus atau nggak tulisannya, enak atau nggak masakannya, itu urusan belakang. Percaya dan yakin dulu sama diri sendiri, apresiasi akan datang tanpa diminta. Yoi~

***

Dari Yulinar Khairunnisa

hai ko, ka, bang, mas, bingung mau mulainya gimana. ko kan lo nerima yang mau konsutasi kan. gini nih ko, gue jomblo nih ceritanya terus ada yang suka sama gua berlebihan gitu, mungkin dia anggep gua lebih tapi ya ko gua anggep dia temen biasa gitu , dia marah gitu ko ampe bingung gw dia marah kenapa. sampe akhirnya dia kaya orang ga kenal gitu ama gw . gua udah coba minta maaf kan sama dia tapi diannya jawab singkat mulu gitu. dan sampai sekarang gw kepikiran mulu ko. terus gw harus gimana dong ?? jawab ea ko.

Aduh, sabar ya, gue kebelet kencing.

***

Mau ikutan nanya-nanya di segmen Kotak Surat? Baca ini.

Padat

Minggu lalu, gue nggak sempet nge-post karena sibuk. Yoi, jadwal yang sangat padat membuat gue kelelahan dan nggak sempat megang laptop selama tiga hari berturut-turut. Kamis, Jumat, bahkan Sabtu, hari di mana gue seharusnya nge-post di blog. Berangkat pagi, pulang hampir pagi lagi. Gue lebih sayang sama nyawa sendiri, makanya sesampainya di rumah, gue langsung tidur.

Gue juga sempat berpikir untuk mengubah jadwal postingan, yang tadinya seminggu sekali, jadi dua minggu sekali. Menyesuaikan dengan jadwal gue yang semakin padat. Apalagi nanti gue kuliah jurusan DKV, yang tugasnya (denger dari temen yang udah kuliah) se-anjing-anjing bikin pengin mengakhiri hidup secepatnya. Oke, itu agak lebay, ya. Tapi, yah.... kita liat aja nanti gimana. :))

Oh iya, ngomongin soal shooting, pasti pada penasaran gue shooting buat apa aja. Yang pertama, gue shooting dengan Screenplay Productions. Gue dipercaya untuk membuat PARODI dari trailer film terbaru mereka yang akan tayang pada 13 Agustus 2015, nanti: Magic Hour. Buat yang belum tau, silakan nonton dulu trailer-nya: 


Udah kepikiran belum gimana gue akan "menghancurkan" trailer yang keren itu? :))

Screenplay
Bersama tim produksi dari Screenplay

Selain itu, gue juga shooting sama Lastday Production (YouTubers Indonesia). Buat yang suka nonton YouTube, pasti udah tau dong sama LDP? Ini adalah kali kedua gue shooting sama mereka. Dan kabar gembiranya, videonya udah jadi dan bisa ditonton:


Masih ada shooting lainnya dengan para YouTubers Indonesia, baik untuk channel mereka, maupun gue. Jadi, masih akan ada banyak video yang wajib buat kalian tonton! Lumayan kan buat nemenin liburan.

...

Yang terakhir deh, yang bikin gue paling seneng. Masih belum pasti, tapi.... sekarang ini ada Production House (PH) yang tertarik untuk mengangkat #SGFD2 jadi film. Yup, kalian nggak salah baca. Kalo nggak ada halangan, buku gue akan dijadikan film. Kalian nggak sabar? Gue apalagi! :))

Menahan Godaan

Akhirnya, gue nulis sesuatu yang serius lagi. Temanya berhubungan dengan bulan Ramadan ini. Yup, puasa. Gue yakin, pembaca blog gue ada yang menjalankan puasa, ada juga yang nggak. Mungkin, kita juga udah nggak asing dengan berita penutupan tempat makan di bulan puasa setiap tahun. Yang gue bahas ini nggak jauh-jauh dari itu. Kedua, tentang saling menghargai. Setiap bulan puasa, ada orang-orang puasa yang minta dihargai, sayangnya mereka lupa juga untuk menghargai orang-orang yang nggak puasa. Terus?

Gue sering ngeliat di social media, ketika orang-orang yang nggak puasa nge-post foto makanan, ada orang-orang puasa yang protes. Kurang lebih kayak gini, "Woy, belum buka nih!", "Hargai dong yang puasa!", dan makian lainnya yang bertujuan sama: hargai kami yang puasa. Gue ngerti betul perasaan orang yang puasa. Harus nahan laper dan haus, capek dan panas, eh ada aja godaan yang mengganggu.

Tapi tunggu dulu, deh. Apa sih salah satu tujuan puasa? Menahan godaan? Betul nggak?

Kalo elu puasa, yaudah. Itu kan balik lagi ke diri elu sendiri yang ngejalanin. Kalo emang kuat mah, mau yang nggak puasa makan depan elu juga, elu akan tetep puasa. Nggak mungkin kan elu batal puasa terus malah nyalahin orang, "Elu sih makan depan gue! Batal kan puasa gue!" sambil protes dan beli bakso buat dimakan. Kalo batal ya jangan nyalahin orang, puasa yang ngejalanin kan elu.

Daripada nyuruh orang buat nutup tempat makan, kenapa nggak elu aja yang jangan keluar rumah? Saling menghargai, kan? Elu nggak keganggu sama yang mau makan, mereka yang buka tempat makan juga nggak rugi karena harus tutup. Saling menguntungkan, nggak ada yang keganggu.

Gue punya temen yang menjalankan puasa. Ketika kami ada di tempat makan, gue nawarin dia makan. Dia menolak, ternyata lagi puasa. Gue lanjutin makan, dia pun asik sama hapenya sendiri. Udah. Nggak ada yang rugi. Gue menghargai dia yang puasa, dia juga menghargai gue yang nggak puasa. Gue tetep makan, dia tetep puasa. Nggak ada tuh dia ngelarang gue, "Jangan makan depan gue, Vin! Gue kan nggak puasa!" Gue juga nggak nyodorin dia makanan terus sambil bilang, "Nih, elu harus makan! Batalin aja puasanya!" Nggak.

Jadi, buat yang suka bilang, "Hargai dong kami yang puasa!", gue cuman pengin bilang, "Hargai dong kami yang nggak puasa!" Nggak mungkin kami yang nggak puasa dengan sengaja nyodorin makanan sambil bilang, "Udah, batalin aja puasanya. Makanannya enak banget loh. Hayo, pasti haus juga, kan?" Kalo ADA yang kayak gitu, GEPLAKIN aja. Itu KURANG AJAR namanya. Tapi kan yang puasa mayoritas?

Gini, deh. Kalo sebuah tempat makan dilarang buka karena menjual daging tikus, itu masuk akal. Kalo tempat makan dilarang buka karena alasan toleransi (ke yang mayoritas), itu nggak masuk akal. Jadi dengan logika yang sama, orang beragama lain yang juga melaksanakan puasa berhak dong melarang restoran buka saat mereka berpuasa? Think. Jangan maunya cuma orang-orang toleransi ke elu, tapi elunya sendiri nggak mau toleransi ke yang lain. Itu munafik namanya. Udah kayak tokoh antagonis di sinetron-sinetron.

Saling menghargai

Indonesia ini merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika. Ada banyak agama yang diakui. Bukan yang mayoritas doang. Kalo pengin dihargai, ya hargai orang lain juga. Menurut gue, kalo puasa tapi nggak ada tantangan (misalnya: tempat makan tutup, dll), kita menahan diri dari apa? Dari postingan makanan orang di socmed? Esensi dari puasanya apa dong? Sekedar menjalankan kewajiban agama? Santai dong, serius bener bacanya.

Yah, itu aja sih. Menurut pandangan gue, puasa itu banyak manfaatnya. Salah satunya bikin kita bisa melatih diri sendiri jadi lebih sabar. Lebih tahan kepada godaan. Mungkin banyak yang nggak setuju sama postingan gue ini. Agak kontroversial? Tapi, yah, yang kalian baca di atas adalah pandangan gue kepada dua hal itu: penutupan tempat makan saat bulan puasa dan sikap saling menghargai.

Buat yang puasa, semangat puasanya, jangan sampe bolong. Buat yang nggak puasa, yaudah, lanjutin aja makannya. Tapi jangan bikin yang puasa jadi batal (masukin makanan ke mulutnya, siremin air minum sampe ketelen, ngajakin nonton film bokep, dll). Itu KURANG AJAR namanya.

Selamat bermalam minggu!

Review: Pop Mie Rasa Baru!

Pop Mie

Gue adalah orang yang paling bahagia ketika mendengar Pop Mie mengeluarkan varian terbarunya: kari susu dan kari keju. Mungkin, tim Pop Mie terinspirasi dari salah satu eksperimen yang pernah gue share, mie rebus susu. Resep yang terdengar absurd itu kini telah menjadi nyata. Pop Mie ini anti mainstream, mengeluarkan rasa yang masih terdengar asing di telinga orang Indonesia. Orang-orang pasti berpikir, "Apa nggak enek ya makan mie pake susu? Kari susu lagi? Kari campur susu. Hih?!"

Bagi yang nggak suka sama susu, sih, wajar aja kalo bilang begitu. Tapi bagi orang-orang yang demen sama kari, susu, dan mie, ini adalah surga dunia. Nggak hanya kari susu, Pop Mie juga mengeluarkan rasa kari keju. Gue termasuk orang yang beruntung, bisa nyobain kedua varian baru Pop Mie ini sebelum ada di pasaran (HEHEHE :P). Gue pribadi lebih suka sama Pop Mie rasa kari keju.

Karena emang gue adalah pecinta kari dan keju, apalagi ketika digabungkan dengan makanan kesukaan seluruh rakyat Indonesia (baca: mie instan), Pop Mie kari keju sukses nendang perut gue sampe kenyang karena rasa puas. Must try alert banget kedua rasa baru dari Pop Mie ini!

Gue juga bikin video tentang tipe-tipe orang makan Pop Mie:


Hayo, kalian termasuk yang mana?

...

By the way, gue punya kabar gembira buat kalian! Pop Mie bakal bagi-bagiin HADIAH keren, buat kalian yang bisa share ekspresi gokil ketika pertama kali nyobain Pop Mie rasa baru! Kalian bisa share ekspresi tersebut dalam bentuk video atau foto! Cocok banget buat kalian yang pengin eksis. Kapan lagi bisa eksis dan dapetin hadiah? Gimana-gimana? Tertantang buat ikutan?

Pop Mie

Info lebih lengkap: klik ini.

...

Dan gue juga pengin tau komentar kalian yang udah nyobain Pop Mie rasa baru ini. Share komentar kalian ya di kolom komentar di bawah! Jangan lupa bereksperimen juga, siapa tau Pop Mie ngeluarin rasa terbaru dari hasil eksperimen kalian! Mungkin.... nanti ada Pop Mie rasa rendang balado?

Niat

Nggak kerasa ya, postingan di blog gue udah lebih dari 150. Ini adalah postingan ke-165 di blog ini. Udah kelebihan lima belas postingan, gue baru nyadar. Yah, walaupun postingan-postinganya nggak sepanjang yang dulu, paling nggak gue masih tetap bisa konsisten buat nulis. Gue bisa disiplin. Walaun ada bolong-bolongnya juga, sih. Udah kayak puasa aja. Yang puasa, belum pada bolong, kan?

Beberapa waktu lalu, gue diwawancarai koran SINDO. Yoi, gue masuk koran.

Kevin Anggara di Koran SINDO

Itu karikatur muka gue mirip banget ya sama gue (ya iyalah). Jadi, buat yang nggak beli koran Sindo edisi yang-ada-gue-nya, di artikel itu gue nyeritain pengalaman gue dalam berkarya. Baik itu lewat blog, buku, maupun video. Kurang lebih kayak gitu, sih. Tanggal 8 Juli ini juga gue ngisi acara di Auditorium Gedung SINDO. Di sana, gue akan sharing cara-cara bikin video ala gue. Semi-workshop gitu, lah. Kayak acara ekskul bikin video kemarin sama Bukune. Info lebih lanjut cek ini:

Nge-Vlog Bareng Kevin Anggara

Nah, sekarang saatnya gue nyeritain acara ekskul bikin video yang kemarin. Gue sampe di tempat acara pukul setengah satu siang. Sesampainya di sana, gue sarapan dulu. Maklum, belum makan dari pagi. Bangunnya aja siang. Biasa lah, efek liburan. #KevinSombong #KevinUdahNggakSekolahLagi :)))

Para peserta udah mulai berdatangan sebelum acara dimulai. Acara dimulai pada pukul dua siang. Seperti acara-acara pada umumnya (btw, ini kali pertama gue ngisi acara workshop gitu), kami mulai dengan perkenalan diri masing-masing. Yang kemudian dilanjutkan dengan presentasi ide cerita para peserta. Gue mengamati sekaligus memberikan masukan. Lalu, sharing tentang gimana caranya gue mengubah ide menjadi sebuah video yang siap dinikmati. Intinya, ngasih tau apa yang gue bisa.

Lanjut ke praktik editing dasar. Gue langsung membuat video di depan peserta dan mengeditnya sampe layak untuk ditonton. Begitu gue bilang, "Ada yang mau nanya?" Semuanya pada diem. Ternyata gini rasanya jadi guru yang udah capek-capek jelasin materi pelajaran, terus muridnya diem pas ditanya. Sekarang, gue tau rasanya. Makanya, gue nggak mau jadi guru.

Ekskul Bikin Video Bareng

Lumayan lama gue sharing cara-cara bikin video, sampe gue bingung mau bahas apa lagi. Padahal, waktunya masih banyak. Udah nggak ada yang nanya. Udah pada ngerti. Yah, paling nggak, para peserta ngerti gue ngomong apa. Gue udah ngasih tau apa yang gue bisa. Semoga apa yang gue kasih ini bisa berguna. Karena berbagi nggak pernah rugi. Acara selesai, lanjut buka puasa bareng!

Ekskul Bikin Video Bareng

Kuncinya, ada pada diri sendiri. Nggak harus ikut workshop kayak gini biar bisa bikin video kayak gue. Gue aja memulainya dari belajar sendiri. Dari niat. Itu yang paling penting.

Iya, yang paling penting adalah niat. Niat dari dalam diri sendiri. Sebuah kemauan. Kemauan untuk belajar tanpa henti. Karena hidup adalah proses belajar. Ketika lu berhenti belajar, hidup lu juga "berhenti". Never stop learning, my friend. Never stop learning, because life never stops teaching.

Bandung Juara

Gue absen posting di sini minggu kemarin, karena sedang sibuk-sibuknya promosi buku di Bandung. Bener-bener nggak ada waktu buat nulis. Bahkan sekedar untuk buka hape dan ngecek notifikasi. Jadi, postingan ini juga nggak akan begitu panjang. Maaf buat yang udah seminggu nungguin tapi gue malah nggak posting di sini. Mari gue mulai ceritanya.

Awalnya, gue berencana untuk liburan di Bandung. Bener-bener liburan. Tapi, apa daya.... kerjaan gue malah numpuk. Ada aja, entah dari mana datangnya. Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba muncul kerjaan. Selagi di Bandung, gue harus sekalian promosi buku dan siaran di radio. Pas mau jalan-jalan aja, gue kepikiran terus dan berasa nggak tenang. Oke, ini namanya liburan sambil kerja.

Ini kali kedua gue liburan ke Bandung. Salah satu tujuan gue ke sini adalah Trans Studio Bandung. Liburan pertama, gagal karena lagi high-season. Tiket mahal, jalanan pun macet. Liburan yang kedua ini, gagal juga. Kebetulan, gue dateng bertepatan dengan hari pertama puasa dan liburan sekolah. Harga tiketnya mahal banget, Rp270.000! Itu bisa dipake buat nonton berapa film di bioskop?Kembaliannya bisa buat refleksi lagi. Emang ya, sosok cina sejati udah mengalir di tubuh gue.

Jadinya gue ke Trans Studio cuma buat foto logonya dan nangis di depan loket tiket.

Bandung

Gue dan Bukune ngadain talkshow kecil-kecilan di The Panas Dalam Cafe. Acara bedah buku sekaligus buka puasa bareng. Nggak, gue nggak puasa. Tapi ikutan buka bareng aja.

Bandung

Yang ikutan ternyata lumayan banyak. Ada yang dari Sukabumi juga. Wuih! Kalian liat nggak adik-adik kecil yang di depan? Mereka semua pada kuat puasanya. Salut gue. 

Keesokan harinya, gue ngadain meet up dadakan. Sekalian modus buat jualan buku sendiri. Gue kira, karena dadakan kayak gini, yang dateng bakalan sedikit. Apalagi, tempatnya di Taman Jomblo. Pasti pada dateng sendiri-sendiri, deh. Ternyata.... malah lebih rame dari yang kemarin. Kami seru-seruan bareng, ngobrol-ngobrol, foto-foto, dan bikin video. Sebelum sorenya gue lanjut siaran di 99ers.

Bandung

Walaupun baru dua kali ke Bandung, gue ngerasa punya banyak temen di sini. Emang, gue mungkin belum kenal mereka semua. Atau bahkan nggak inget nama dan muka-mukanya. Tapi, kebersamaan yang gue rasakan dengan mereka nggak ternilai harganya. Kerjaan yang menumpuk jadi berasa lebih enteng karena gue menikmatinya. Bener kata orang-orang, Bandung emang juara.

Suasananya, tempat liburannya, makanannya, orang-orangnya, semuanya bikin kangen. Gue nggak sabar untuk liburan yang berikut-berikutnya lagi di sini. Tentunya, harus dateng di bulan dan hari yang biasa-biasa aja. Iya, biar harga tiket ke Trans Studio lebih bersahabat.

Bandung
Jualan...

...

Buat yang mau nonton cerita perjalanan gue di Bandung:

Talkshow #SGFD2 (Lagi)

Untuk beberapa waktu ke depan, postingan-postingan gue di sini akan berkaitan dengan buku kedua. Entah itu tentang penjualannya udah sampe mana aja, juga talkshow ke sekolah-sekolah yang ngundang gue. Dan pada hari Jumat kemarin, gue diundang oleh SD Don Bosco 3 (Cikarang) untuk datang dan membahas tentang penulisan. Hal pertama yang langsung nancep di kepala gue adalah: SD. Sekolah Dasar. Anak-anaknya masih lucu dan polos-polos. Mereka ngerti nggak ya nanti gue bahas apa? Apalagi, gue yakin banget, mereka pasti ngenal gue dari video-video di Instagram.

Pukul 5 pagi, gue udah bangun buat mandi dan siap-siap. Nggak lupa, gue bangunin Louis yang kebetulan nginep dan akan berangkat bareng gue nanti. Setelah sarapan dengan Indomie, gue dan Louis berangkat pukul setengah 6 pagi dengan motor. Kami janjian dengan tim Bukune di kantor mereka pukul setengah 7 pagi. Terakhir kali gue bangun pagi kayak gini mungkin pas gue masih sekolah. #UdahLulus #BaruLulus #KevinSombong #Biarin #NggakSekolahLagi #SemangatYaAdikAdik

Jalanan pagi ini nggak bersahabat. Gue dan Louis baru sampe kantor Bukune pada pukul 7 pagi. Telat setengah jam. Nggak butuh basa-basi, kami langsung berangkat lagi dengan mobil menuju Cikarang. Dan, seperti gue bilang tadi, jalanan pagi ini nggak bersahabat. Ada kecelakaan truk di jalan tol yang mengakibatkan kemacetan yang cukup panjang. Kami. Pasti. Telat. Belum lagi, Elly (editor gue), udah dihubungi terus oleh pihak sekolah Don Bosco. Katanya, sejak pukul 7 pagi, tempat talkshow-nya udah rame banget sama anak-anak. Salut, padahal acara baru mulai pukul 9 pagi.

Sesampainya di Don Bosco, telat lagi setengah jam, kami langsung mencari parkir dan masuk ke dalam gedung sekolahnya. Begitu melihat gue, anak-anak di dalam langsung rame banget. Semuanya bersorak-sorai, seakan gue adalah prajurit yang selamat dan baru pulang dari perang saudara. Karena kebelet, gue buru-buru mencari toilet terdekat untuk melampiaskannya. Baru mau keluar dari WC, di luar ternyata udah rame banget. Gue udah kayak beneran menang perang saudara.

Don Bosco 3

Gue talkshow di depan anak SD. Beda sama SMP, SMA, atau mahasiswa, anak-anak SD ini aktif banget dan nggak bisa diem. Gue juga ngerasa percuma ngomongin materi penulisan di depan anak-anak SD. Lagi serius-serius bahas buku, ada yang isengin temennya, ada yang foto-foto, ada yang isengin temennya sambil foto-foto. Untung nggak ada yang kayang di atas panggung.

Jadi, langsung aja gue ajak seru-seruan sambil tanya jawab dan nontonin video Instagram gue. Anak-anak SD Don Bosco 3 antusias dan semangat banget. Padahal mereka udah nungguin gue dari pukul 7 pagi. Keren. Semangatnya patuh dicontoh sama anggota DPR yang kerjanya tidur doang pas rapat.

Don Bosco 3

Rasa ngantuk gue seakan sirna setelah melihat semangat yang luar biasa dari adik-adik Don Bosco 3 ini. Gue jadi semangat diajak foto-foto dan menandatangani buku yang dibeli. Hari yang sangat super. Semoga ada dari adik-adik ini yang gedenya jadi penulis kayak gue, atau jadi apapun yang berguna bagi sekitarnya. Semoga gue juga bisa menginspirasi kalian! Terima kasih, Don Bosco 3!

Talkshow Perdana #SGFD2

Hari Kamis yang lalu, gue diundang ke Sekolah Harapan Bangsa dalam rangka Bukune Goes to School. Bukan cuma gue sendiri, ada penulis Love Rebound juga, Satria Ramadhan (@satriaoo), yang talkshow di sini. Ini adalah kali kedua gue mengunjungi Sekolah Harapan Bangsa. Yang pertama, gue talkshow di salah satu cabang sekolahnya yang berada di Pondok Cabe.

Dengan tema Reading is Cool (Membaca itu Dingin)—ya maksud gue: keren—gue dan Satria ngomongin hal-hal yang nggak jauh dari penulisan dan promosi buku sendiri. Walaupun kebanyakan pesertanya kenal gue dari video Instagram, gue nggak lupa buat promosi biar buku gue dibeli. Ya, nasib emang, nggak ada yang tau kalo gue penulis. Padahal udah nerbitin dua buku.

Ini termasuk talkshow perdana gue yang membahas buku kedua. Bukunya belum ada di Gramedia, tapi penulisnya udah talkshow aja. Yoi. Selain talkshow, gue juga bawa stok buku buat dijual di sini. Lumayan lah, pada bisa dapetin bukunya sebelum ada di Gramedia. Dapet tanda tangan gue lagi.


Peserta talkshow-nya menurut gue rada malu-malu. Diem-diem aja, kayak remaja PDKT yang ternyata serunya di chat doang, pas ketemu langsung malah malu-malu. Gue kan jadi canggung ya, "Ini pada kenal dan ngerti nggak sih gue ngomong apa daritadi?" pikir gue dalam hati.

Sekolah Harapan Bangsa
Kagebunshin no jutsu!

Begitu talkshow selesai dan gue istirahat, sekolahnya mulai rame karena anak-anak yang lain udah pada pulang. Mulai banyak yang ngeliatin dan ternyata kenal sama gue. Ada yang beli buku gue langsung dan minta dinamain plus foto bareng. Mulai cair gitu suasananya kayak es krim yang udah lama didiemin. Ada yang mondar-mandir doang, ketauan banget mau ngajak foto. Eh, beneran..

Nggak beberapa lama kemudian, booth jualan bukunya pun jadi lebih rame. Gue foto-foto bareng dan tanda tanganin buku lagi. Jadi lebih seru karena udah rame dan nggak canggung kayak tadi.

Sekolah Harapan Bangsa

Talkshow perdana #SGFD2 jadi seru, walaupun gue udah ngantuk. Pas mau pulang, ada lagi yang manggil nama gue dari kejauhan. Gue berhenti sejenak dan bilang "Iya" begitu dia bilang mau foto bareng. Dia mendekat, lalu melewati gue dan malah foto sama Satria. Dikira Satria itu GUE. Awkward moment banget. Tim Bukune malah ketawa, gue bingung mau ngapain. Habis foto sama Satria, si kampret itu pun akhirnya foto bareng juga sama gue. Udah nggak salah orang ternyata. :))

Talkshow sukses, hati tenang, semua senang! Terima kasih, Sekolah Harapan Bangsa!