Kategori

Ada Apa di Monas?

Gue bangun dengan ganteng di Minggu pagi yang cerah. Bersiap-siap dulu untuk berangkat, kemudian sarapan dengan semangkuk bubur di dekat rumah. "Siap?" tanya gue. "Siap!" jawab yang lain. Tepat pukul setengah sepuluh pagi, kami semua berangkat menuju Monas dengan menggunakan sepeda motor. Emang ada apaan sih di Monas?

...

Selesai mencari parkir di Monas, kami mencari patung lima bendera, tempat ngumpul yang udah dijanjikan sebelumnya. "Wow, panas banget." Gue mulai keringetan. "Dengan cuaca sepanas ini, gue bisa bikin telur dadar di atas kepala gue." Sayangnya, di Monas nggak ada yang jualan telur. Sambil memikirkan telur dadar dan muter-muter selama 5 menit, akhirnya keliatan juga patung lima bendera dari jauh. Dari tempat gue berdiri, udah keliatan banyak orang yang berkumpul di sana.

"Itu semuanya lagi liburan atau emang orang yang dateng ke meet up kita?" Yang dibalas dengan gelengan kepala dari temen gue, menandakan dia nggak tau. "Liburan kali." pikir gue.

Semakin dekat, udah mulai banyak yang ngeliat ke arah kami. Padahal belum pukul sepuluh pagi — acara belum dimulai. Dan perlahan, satu demi satu orang mulai datengin kami. Padahal kami lagi menuju ke arah mereka di depan sana. Nggak butuh waktu lama, kami semua udah berdiri di patung lima bendera. Ehm, maksud gue di bawahnya deh.

Dan ya... semua yang gue liat dari kejauhan tadi, yang gue kira orang lagi liburan, ternyata orang-orang yang dateng ke acara meet up ini. Acara yang gue dan temen-temen sekolah adakan untuk bersosialisasi (berat!) agar lebih dekat satu sama lain. Ini jelas di luar ekspektasi kami yang mengira, "Yah, 20 orang aja yang dateng udah bagus."

Baru nyampe, banyak yang minta foto dan tanda tangan sama gue. Sampe gue kehausan dan izin buat beli minum dulu. Lagi beli minum, masih ada yang minta foto. Ya nggak enak juga kan kalo nolak, walaupun nanti ada sesinya sendiri di jadwal acara. Sambil nungguin yang lain, tepat pukul 10:30, kami semua menuju ke tempat yang lebih adem. Acara baru dimulai pas absen selesai diisi.

Team

Acara dimulai dengan perkenalan dari gue dan temen-temen yang lain dulu. Kemudian agar suasana cair, kami membagikan buku gue ke orang yang datengnya paling jauh saat itu. Dari Bogor, ada 7 orang. Semuanya kami suruh maju, memberikan alasan terbaik kenapa pengin dateng ke acara ini. Dan terpilihlah satu orang pemenang. Oke, masih sisa 4 buku lagi.

Kali ini giliran gue dan temen-temen nyeritain tentang proses pembuatan video di sekolah. Dari inspirasi yang didapet, gimana cara menyatukan pendapat agar videonya jadi, dan beberapa hal di balik layar yang mereka belum tau. Dari suka dan duka dalam berkarya, pengalaman bikin video terlama, sampe dikomentarin guru di sekolah. Kami berganti-gantian berbagi cerita.

Biar suasana makin cair, kami membuat sebuah games dan mencari dua pemenang. Games-nya adalah ngetik kalimat yang udah disiapin.... dengan hape terbalik. Nah loh, selesai games ini ada yang minusnya nambah, yang nggak minus, matanya langsung minus 5. Tapi ada dua orang pemenang yang sukses melewati games ini dan berhak atas dua buku gue. Masih sisa 2 buku lagi.

Games ngetik dengan hape terbalik
Lagi pada sibuk ngetik.

Selesai games yang bikin mata pegel, gue dan temen-temen yang lain membahas tentang proses pembuatan video. Aplikasi apa aja yang digunakan, gimana cara mengembangkan ide, teknis, dan diskusi-diskusi lain tentang video. Nyesel deh yang pada nggak dateng. :P

Setelah diskusi dan tanya jawab tentang video selesai, acara berikutnya istirahat. Ada yang makan, ngobrol, foto-foto, sampe kayang di atas Monas. Ya pikirin aja gimana caranya bisa kayang di sana.

30 menit waktu istirahat yang diberikan nampaknya dimanfaatkan dengan baik. Selesai istirahat, wajah para peserta terlihat makin semangat. Ada yang telat dan baru dateng juga, jadi langsung disuruh ngisi absen aja. Biar makin cair lagi, gue kembali membagikan satu buku gratis, tapi dengan tantangan yang udah gue siapkan sebelumnya. Nge-rap alasan izin ke WC dan pulang a la gue!

Banyak orang yang nyoba, gagal, latian, nyoba lagi, dan gagal lagi. Tapi itu semua nggak menyurutkan semangat dan membuat lidah mereka makin keseleo, karena akhirnya ada juga yang bisa walaupun nggak terlalu lancar. Tapi, gue hargai usaha yang udah dilakukan. Sisa satu buku lagi!

Mendekati akhir acara, kami melakukan penutupan dengan pesta kembang api. Tapi boong. Gue dan temen-temen yang lain berterima kasih kepada semua orang yang udah nyempetin waktu buat hadir ke acara ini. Kirain yang dateng dikit, taunya di luar ekpektasi. Sebelum bener-bener berakhir dan lanjut ke sesi bebas, kami membagikan satu buku yang tersisa buat yang berani maju dan ngasih kesan-pesan dari acara ini. Dan dengan itu, buku yang udah gue siapin pun habis semua.

Sesi bebas ini kayaknya adalah sesi yang paling ditunggu-tunggu. Soalnya kami foto-foto bareng lagi, ngobrol dan kenalan satu sama lain, terus bikin video bareng. Nggak gue sangka, ternyata ada yang dateng dari Pontianak, kebetulan lagi liburan dan nyempetin diri buat dateng ke acara ini. Salut. Gue juga dapet jersey MU terbaru dari Suvi Liu. Makasih ya, tau aja gue belum punya. Selain itu, gue dan temen-temen yang lain dapet artwork keren dari Netta Arvin:

Artwork dari Netta Arvin
Stephen, Jonathan, Ray, Netta Arvin, Gue, Kelvin, Jimmy, Rainer, Bryan.

Makasih banget buat yang udah dateng ke acara ini; udah nyempetin dateng jauh-jauh, ngalamin macet di jalan, dempet-dempetan di angkot, nungguin sampe pukul sepuluh pagi, panas-panasan di patung lima bendera, nyasar buat nyari tempat ngumpul, ikutan games walaupun belum menang, dan mukanya nggak keliatan pas bikin video bareng. Makasih banget, karena semangat dan dukungan dari kalian lah yang membuat gue dan temen-temen yang lain terus berkarya. Azek!

Azek

Ini Indonesia

"Woi, Cina!" panggilan yang sering gue denger, yang ditujukan kepada semua orang berkulit putih dan bermata sipit. Yang kalo beli barang selalu nawar, yang kalo ketawa matanya hilang. Yang selalu dibilang merem, padahal udah melotot sampe bola mata mau keluar. Yang selalu dicap pelit, padahal cuma perhitungan. Yang selalu... (isi sendiri, masih banyak!).

Sebagai manusia yang terlahir dengan ciri-ciri seperti di atas, gue sering banget dipanggil cina, china, chinese, dan sebagainya. "Agamanya apa, Kak?" adalah pertanyaan yang bikin gue males jawab setelah "Kak, ngedit videonya pake apa?" Jujur, bingung aja gue mau bales apa. Gue lahir dan besar di Jakarta. Gue punya keluarga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Jakarta, Medan, bahkan Puerto Rico (baca: Purwokerto).

Panggilan annoying dengan kata cina selalu bergema di telinga gue. Entah kapan akan berhenti dan meyakinkan mereka kalo gue ini lahir di Indonesia. Gue orang Indonesia. Lagian, nggak semua orang sipit itu berasal dari China. Nggak semua orang pelit berasal dari China. Cuma, kebanyakan sih iya. Tapi balik lagi deh, perbedaan adalah sesuatu yang membangun Indonesia. "Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya agamamu apa." - Gus Dur. 

Indonesia udah merayakan ulang tahunnya yang ke-69, cuy. Dan, masih ada aja orang yang nggak menghargai perbedaan? Cukup, deh. Mending bangun negara sendiri, bikin agama baru, dan jangan kasih orang yang berbeda masuk ke negara itu. Stop deh menjelek-jelekkan yang lain seakan-akan lu adalah keturunan Super Saiyan yang paling beda, hebat dan kuat.

Toh, Goku yang paling kuat aja bisa mati, kok.

Gue temenan sama siapa aja, nggak milih-milih, nggak mandang dia agama apa, statusnya apa, dan keturunan siapa. If you're nice to me, I'll be nice to you. Simpel.

Indonesia

Perbedaan bukan sesuatu yang menakutkan. Justru perbedaan ada untuk menyatukan. Kita memang berbeda-beda, tapi kita berjuang untuk kepentingan bersama. Kita memang berbeda-beda, tapi kita meneriakkan nama bangsa dan negara yang sama. Ya, Indonesia.

Gue bangga jadi orang Indonesia. Nggak pernah malu sedikit pun. Walaupun kadang risih ditanya agamanya apa, tapi gue tetep sabar dan menghargainya. Walaupun kadang kesel juga kalo dipanggil cina, tapi gue maklumin karena Indonesia punya banyak budaya. Walaupun kadang males upacara, tapi gue bangga saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ini Indonesia, negara dengan konsep demokrasi. Tempat menyalurkan aspirasi, kepada para wakil rakyat yang berdasi. Yang sering korupsi, dan mengingkari janji-janji. Kita tidak butuh janji, kita butuh bukti. Yang membuat kita yakin, lalu tanpa ragu berjuang bersama demi membangun Ibu Pertiwi.

Ini Indonesia, negara dengan banyak sejarah yang telah tercipta. Tempat lahirnya para pahlawan tanpa tanda jasa. Tempat pertumpahan darah untuk satu tujuan: MERDEKA. Yang didasarkan pada Pancasila, sebagai sebuah pegangan hidup bangsa.

Ini Indonesia, negara dengan banyak keanekaragaman. Tempat dengan sejuta keindahan yang memesona. Tempat dengan berbagai kebudayaan dari Sabang sampai Merauke yang berwarna. Yang disatukan dengan lagu Indonesia Raya, dan dinyanyikan dengan bangga.

Ini Indonesia, negara dengan banyak perbedaan. Tempat di mana gue hidup, tumbuh besar, dan berkarya. Tempat di mana gue bertemu dengan banyak orang yang berbeda. Yang dilambangkan dengan Bhinneka Tunggal Ika, dicengkeram kaki burung Garuda. 

Ini Indonesia...

Kotak Surat: Cara Supaya Jadi Tenar

Beberapa waktu lalu saat ngecek kotak surat, ada sesuatu yang menarik perhatian gue. Sebuah email (dari... ya, sebut siapa saja) yang sangat unik. Ketika emailnya gue buka, isinya kosong. Ternyata isinya ada, tapi ditulis di bagian "Subject". Ngeliat ini, gue makin prihatin sama kurikulum baru karena pelajaran TIK dihilangkan. Padahal, dasar-dasar teknologi itu lebih penting ketimbang prakarya. Bahaya aja kalo populasi orang yang ngisi email di bagian Subject makin banyak. Yang salah dia, yang repot kita. Ini bukan pertama kalinya gue dapet email kayak gini. Cukup sering. Dan harapan gue, semoga menterinya cepet ganti. Amin.

Tujuan adanya segmen Kotak Surat ini (selain buat ngejawab pertanyaan-pertanyaan dari pembaca) adalah untuk meminimalisir pertanyaan yang sama ditanyain lagi ke gue. Kadang gue bosen banget ngeliat email masuk yang isi pertanyaannya lagi-lagi: Sejak kapan suka nulis, Kak? Ngedit video pake apa, Kak? Agamanya apa, Kak? Judul bukunya apa, Kak? Beli bukunya di mana, Kak? Nama saya siapa, Kak? Dan pertanyaan-pertanyaan yang udah pernah gue jawab di segmen Kotak Surat edisi sebelum-sebelumnya.

Nggak semua email gue jawab di postingan kali ini, beberapa gue bales langsung via email. Jadi, gue ucapin selamat buat yang emailnya terpilih! Karena kalian, postingan ini ada. Email dari Maudy Ayunda aja nggak gue jawab loh di sini. Ya karena dia nggak ngirim email apapun.

Kotak Surat
Dari Veronica Claudia

hai kevin

gw tau lu dari video dora the ngeselin baru2 ini
gw mau tanya, gimana caranya lu bikin video dgn latar sekolah lu itu? apa enggak diliatin anak-anak lain? dan apa awalnya ada yg bilang itu garing dsb?
gw juga anak kelas 12 sma di salah satu sma katolik di jakarta, gw masih ga habis pikir aja video gitu bisa dilakuin di sekolah, karna kl di sklh gw mungkin itu hal yg impossible. apa lu dateng ke sekolah pas hari libur jd ga ada yg liatin atau gmn?

Halo.

Bikin mah tinggal bikin aja di sekolah. Nggak apa-apa kali diliatin. Bukan hanya anak-anak lain, guru juga sempet ngeliatin kok pas gue bikin video di sekolah. Cuek aja. Kecuali bikinnya pas jam pelajaran. Garing? Ya itu urusan orang-orang yang nonton, yang penting kan gue udah memberikan yang terbaik. Itu prinsip berkarya. 

Bisa, kan nggak ganggu jam pelajaran. Gue aja sempet bikin vlog buat YouTube di sekolah. Sempet disuruh pulang sama guru, tapi cuekin aja lah. Niat gue kan baik. :))

***

Dari Erna Phang

ko, ko" tuh sayang gk sama fans ko" ? meskipun ada yg lebay bgt sukanya #kayak aku ini, aku tuh demen bgt sama mukanya ko", trs videonya juga koplak bgt, bikin ngakak, aku sampe ngasih tau semua video ko" ke sodara aku dan semua nya suka, mereka bilang "ganteng-ganteng gila" hha, tp itu yang disukain orang".. makasih udah bales :) ngomong" ko" kalo ada yg datengin ke sekolah dan minta foto, ko" usir, menghindar, atau ladenin? kwkwkw.. sukses ya buat karir ko", dan semoga cita" jadi sutradara terwujud :) semoga yang ko" jalanin semuanya lancar ya, God bless you ko

Gue nganggep fans kayak temen sendiri. Asal mereka nggak fanatik aja sama gue, karena sesuatu yang berlebihan itu nggak baik. Nggak usah caper komentar pedes biar dibales, ngata-ngatain, dan pake cara norak lainnya. Gue menghargai apresiasi dari kalian, gue juga seneng banget ada yang terus support gue. Dukungan dari kalian itu yang bikin gue terus semangat buat berkarya. Mau dateng ke sekolah gue buat minta foto? Boleh banget dong.

Amin.

***

Dari Hana Triana R

Haaai, Vin!

Aku mungkin bisa dihitung sebagai fans baru kamu. Jujur, aku jarang baca blog-blog orang, tahu kamu dari-- ya, pasti tahulaah, video WC-mu itu :)) aku kira itu video dari Vine, ternyata setelah liat yang Dora dan ditelusuri, Kevin itu punya fanpage sendiri, dan langsung ku-like lalu liat2 videonya, ke youtube subscribe, baru nyasar ke blognya :)) kebalik ga sih? tapi gapapa lah yah, yg penting fans baru bray! haha. Aku selalu nonton video2 kamu kalau lagi bete dan kalau lagi gaada kerjaan juga atau baca tulisan2mu ngurut dr depan ke halaman-halaman lama sambil nunggu tulisan baru :D

Oke, itu kalimat penghibur saja biar kamu senang HAHAHA.
engga vin, bercanda.

Terus aku mau nanya~
1. Kapan-kapan kenalin temen-temenmu yang ikut andil dalam beberapa videomu doongs ~ 
(Oke ini bukan pertanyaan)
2. Vin, kamu kan katanya jomblo, berarti pernah punyaa dongs, agak diceritain gimanaa? Pembaca juga pasti pengen tahu ihiir~ 
3. Boy apa kabar vin?
4. Aplikasi dan game untuk iOs yang recommended dari kamu apa aja? Kalau bisa dari yang gratis dulu rekomennya hehe

Terus berkaryaa yaa Vin! Semangaat kelas 3 SMA-nyaa! \m/

Halo, Hana. 

Kalo menurut sejarah bangsa Yunani dan Peraturan Daerah nomor 32 tahun 2014, itu terbalik. Harusnya kenal gue dari blog dulu, buku, YouTube, baru Instagram dan Vine :)) 

1. Siap. Mereka udah sering gue ajak buat bikin vlog juga sih di YouTube. Mungkin nanti ada vlog khususnya ya kenalin mereka satu-satu. 
2. Pernah dong. Ah, jangan deh. Nanti pembaca pada nangis setelah mengetahui kisah cinta gue yang sangat mirip sinetron di Esceteve. Cukup disimpan sendiri. 
3. Baik, kamu? (ini dia yang bales).
4. Clash of Clans. 

\o/

***

Dari Munadhia

Pagi, Kevin. 

Kenalin, aku penggemar barumu. Baru beberapa hari yang lalu aku nemu videomu di Facebook, dan isinya kocak banget (Dora the Ngeselin). Setelah itu, aku coba stalk instagram sama blogmu. Ternyata, kamu seorang Kevin yang aku temu di Facebook orangnya produktif dan banyak bakat. Terus, kemarin aku coba buat kirim e-mail ke kamu buat pertama kalinya. Dan ajaibnya langsung dibales. Hehe.

Nah, karena aku lihat kamu orangnya hebat aja, hebat banget, hebat pol, aku punya 3 pertanyaan nih buat kamu.
1. Gimana kriteria e-mail yang mau kamu bales? Penggemarmu di luar sana pasti bertanya-tanya dan berharap banget buat e-mailnya dibales. 
2. Sejauh kamu hidup di bumi ini, apa momen paling membahagiakan dan paling bikin kamu putus asa? Terus gimana caramu bangkit dari putus asa itu? Aku cuma pengen tau cara pandang kamu sebagai orang yang selalu bikin orang ketawa kayak kamu. Hehe.
3. Apa cita-cita terbesarmu di dunia ini? Suatu mimpi yang kelihatan impossible tapi kamu tetep mau memperjuangkannya?

Makasih, ya, udah mau baca. Semoga jawaban dari kamu bisa menginspirasi buat aku dan mungkin pembaca yang lain.
Oya, Ko, teh itu bikin kadar hemoglobin menurun lho (lah, ora nyambung!)
Semangat ya latihan motornya. Semoga cepat bisa dan berkendara dengan selamat! Aamiin.
Salam buat adekmu kipernya tim basket sekolahan!

Halo, makasih udah luangin waktu buat nonton video dan baca blog gue.

1. Email yang sopan, ada pertanyaan yang jelas dan emang belum pernah gue jawab. Nggak kayak email yang isinya cuman, "Hai Kevin, aku fansmu, bales email ini ya." Jujur, itu buang-buang waktu banget. Atau email yang isinya, "Kak, biar kursornya jadi gambar kartun gitu gimana?" Pertanyaan kayak gitu akan ditemukan jawabannya dengan cepat kalo yang bersangkutan mau usaha dikit buat ngetik di google.
2. Banyaaaaaaaak. Yang paling gampang, pas gue menang lomba blog tahun lalu dan dapet iPhone 5 baru. Bangun-bangun langsung ceria kayak anak TK baru masuk SD. Momen putus asa? Hmmm, mungkin pas blog gue masih sepi ya saat awal-awal nge-blog. Hampir putus asa sih, tapi nggak ada gunanya juga kan. Blog gue nggak akan tambah rame kalo gue putus asa. Jadi, gue tetap berusaha!
3. Jadi sutradara dan bikin film. 

Siaaaap. Semoga gue bisa ngendarain motor dan nggak ada korban-korban yang berjatuhan.

***

Dari Rizqy Al

halo bang/ka/*isisendiri* kevinn^^
salam sejahtera bagi kita semua! #eh

sebelumnya aku mau cerita dikit nih, aku belum lama ini sebenernya tau bang/ka/*isisendiri* kevinn, aku tau bang/ka/*isisendiri* kevin dari ig, nah semenjak itu aja entah kenapa aku makin penasaran dan akhirnya buka semua socmed punya abang yang aku tau. makin hari makin tertarik ngeliat ini itu, keren keren dan yang paling penting gk ngebosenin, kerennya lagi itu jadi motivasi+inspirasi tersendiri buat aku^^ so, makasih bang;))

pertanyaanya, simple sih, gimana sih cara bikin blog atau web? tapi yang gratis selain di blogspot. terus bedanya blog sama web itu apa bang? 
makasih yaaa^^ cheers!

Halo, Rizqy.

Udah kena #absurdnisasi, nih.

Oke, gue jelasin dulu. Kalo blog, bisa dibilang itu buat pribadi. Kalo website, fungsinya lebih banyak dan luas. Kayak website perusahaan, portal berita, dan masih banyak lagi. Menurut gue, blog itu masih bagian dari website juga. Kira-kira begitu, deh. Nggak semua yang belakangnya pake .com udah pasti website, kayak blog gue ini, cuma beli domain. Kalo website, itu udah punya hosting dan domain sendiri. Begitulah penjelasan sotoy dari gue.

Cheers! \o/

***

Dari Erina Damayanti

Halo Vin.. Gue Erina.

gue ada beberapa pertanyaan sebagai seorang newbie di blogger. thanks kalo mau jawab wehehe. 

1. kok blog lu keren si, rame bgt? #retoris
2. blog lu kan rame banget pengunjung, udah sampe ratusan ribu gitu. Sejak kapan blog lu mulai rame? Sejak awal bikin blog, sejak lu terbitin buku, sejak lu eksis di instagram atau kapan yah?
3. apa tips lu kepada semua blogger, supaya blog nya rame dan disukai? blogwalking, promosi atau ??? 
4. apa yang lu lakukan secara pribadi biar blog lu eksis? atau blog lu rame sendiri tanpa lu lakukan apa2... ._.

udah itu aja. thanks :D

Halo, Erina.

1. Yup, semuanya nggak terjadi dengan gitu aja. Ada perjuangan di baliknya yang bikin blog ini rame hehe. Mungkin pembaca-pembaca yang lama ngeliat itu semua. \o/
2. Sejak gue mulai konsisten nge-blog, awal-awal tahun 2013 lah. Terus semakin "naik" lagi setelah buku pertama terbit. Dan mengalir dengan sendirinya aja karena konsisten itu. Pas "eksis" di Instagram, pembaca nambah lagi... Azek.
3. 4 hal penting yang harus kamu tahu sebelum nge-blog. Sisanya balik ke konsisten itu. Blogger zaman sekarang ini udah banyak banget, nambah terus. Blognya juga banyak yang bagus-bagus. Tapi yang konsisten, masih jarang. Itu yang dicari dan bisa bikin pembaca jadi inget terus. Jadi, konsistenlah teman-teman!
4. Intinya kayak tadi, konsisten. Imbangi dengan konten yang bagus, sesuatu yang bikin blog berbeda dengan blog-blog lainnya, rajin blogwalking, promosi (sering boleh, tapi jangan sampe spam), dan baca blog gue terus. Nah, itu contoh promosinya. 

***

Dari Kevin Fz

Gimana cara jadi tenar kayak kk? :D

Saudaraku yang baik, jawabnya ada di ujung langit. Kita ke sana dengan seorang anak. 

***

Mau ikutan nanya-nanya di segmen Kotak Surat? Baca ini.

Belajar untuk Hidup

"Ngedit video aja bisa cepet, harusnya cepet juga dong ngerjain soal Matematika ini," kata guru gue. "Ini kan tinggal ngedit-ngedit doang," lanjutnya. Gue terdiam sambil menatap kosong ke buku catatan Matematika di depan gue. Banyak rumus yang bikin pusing dan seakan-akan ngejek gue, "Matematika doang masa nggak bisa?". 

Nggak lama, bel ganti pelajaran berbunyi. Gue langsung menutup buku catatan itu lalu memasukkannya ke dalam tas. Anak IPA nggak bisa Matematika? Biasa. Bukan cuma gue doang. Kadang gue juga mikir, udah tau nggak bisa Matematika, kenapa gue milih masuk IPA? Simpel, gue nggak suka pelajaran di IPS. Kalo gue masuk IPS, Matematika toh tetep ada kan. 

Sekalian aja gue masuk IPA. Kebetulan yang minat masuk IPA juga sedikit. Gue pikir, dengan murid yang sedikit nanti gue bisa belajar lebih fokus. Iya bener, gue bisa belajar lebih fokus. Tapi tetep aja, gue nggak bakal ngerti sama yang namanya pelajaran Matematika. Kecuali yang ngajarin gue Maudy Ayunda, sambil nyemangatin gue pake iringan gitar.

Gue inget pernah diomelin guru saat bikin video sepulang sekolah. "Kamu udah kelas 3, bukannya pulang belajar!" Gue jadi mikir, 5 jam sebelumnya gue duduk ngapain aja kalo bukan belajar? Apa gue harus pulang, koprol, belajar lagi, lalu bilang wow gitu? Gue bukan robot. Udah cukup hampir sepertiga waktu dalam hari gue diabisin di sekolah.

Gue inget pernah dibilang kurang kerjaan sama guru karena sering main rubik di sekolah. Beliau bilang, "Buat apa main kayak gitu? Nggak penting!" Lalu, apakah pelajaran Matematika sangat sangat sangat penting buat gue? Gue pernah belanja ke Indomaret, gue tau harus bayar berapa, gue tau kembaliannya berapa, tapi gue nggak pernah ditanya sama kasirnya: "Jika harga 2 permen dan 1 minuman Rp5000, berapakah harga 3 permen dan 2 minuman?"

Gue inget pertanyaan dari guru gue, "Ini kan udah pernah saya contohin sekali, kok pas ulangan nggak bisa?". Dalam hati, gue pengin nyontohin ke dia cara nyelesain rubik dari keadaan teracak sampe jadi. Terus, gue suruh dia selesain lagi rubiknya setelah gue acak saat itu juga. Dia bisa? Pasti nggak lah. Kenapa? Karena belajar butuh proses.

Pilot bisa ngomong ngendarain pesawat itu gampang karena dia bisa. Pemenang Olimpiade Matematika bisa ngomong Matematika itu gampang karena dia bisa. Gue bisa ngomong main rubik itu gampang karena gue bisa. Apakah rubik diajarkan di sekolah? Nggak. Kenapa gue bisa? Karena gue suka. Lalu, apa yang salah dengan Matematika? Nggak ada yang salah, cuma gue aja yang nggak suka. Lalu, apa dengan dipaksa gue jadi bisa? Nggak, gue nggak suka.

Personal best megaminx
Ini nggak diajarin loh di sekolah...

Peraturan sekolah mewajibkan murid untuk memakai seragam yang sama di sekolah. Tapi kalo ulangan jelek, guru-guru pada marah. Kenapa nggak sekalian aja disama ratain nilai ulangannya? Itu kan maunya? Einstein pernah bilang, "Jika kamu menilai ikan dari caranya memanjat pohon, ikan itu akan selamanya merasa dirinya bodoh." Dan... itulah gambaran sistem pendidikan di Indonesia saat ini.

Gue memang cuma seorang pelajar kelas 3 SMA yang nggak suka sama Matematika, tau apa gue soal pendidikan di Indonesia? Ya, nggak terlalu banyak. Tapi yang gue tau, setiap orang itu punya minat dan bakatnya masing-masing. Orang yang ahli di bidang seni disuruh belajar Matematika, kepalanya bisa meledak. Menurut gue nggak adil aja. Kalo terus dipaksain, sekolah itu udah kayak tempat pembunuh kreativitas. Serem banget.

Guru juga berperan penting sih buat membentuk karakter seorang murid. Walaupun gitu, jangan terlalu nurut juga sama guru. Kalo menurut lu itu salah dan nggak sesuai, lu punya hak kok buat nggak ngelakuin apa yang disuruh guru. Contohnya gue, pas kena remedial Matematika dan tugasnya itu adalah nyalin 40 kali soal dan jawaban ulangannya. Emang sih tujuannya bagus, biar nilai gue bisa KKM. Tapi, apakah itu bermanfaat buat gue? Apa dengan gitu gue langsung jadi ngerti Matematika? Nggak masuk akal. Gue nggak ngumpulin tugas itu.

Besoknya gue dipanggil, diomelin. Saat pembagian rapor, nilai Matematika gue di bawah KKM. Apa gue langsung berubah jadi orang paling bodoh di dunia saat itu? Nggak.

Gue inget lagi kata guru gue, "Kamu di luar aja berprestasi, masa di sekolah nggak?". Kalo disuruh milih, gue mendingan hancur di sekolah tapi sukses di luar ketimbang di sekolah sukses tapi di luar hancur. Belajar itu nggak hanya di sekolah. Dari sekitar, gue bahkan bisa belajar lebih banyak. Gue bukanlah seorang murid yang hidup untuk belajar. 

Gue belajar untuk hidup.

Panggilan kepada Seluruh Manusia di Muka Bumi

Judulnya heboh banget. Langsung aja ya...

MONAS, 24 AGUSTUS 2014

Tanggal 24 Agustus 2014 nanti, tepatnya hari Minggu, gue ngadain meet-up kecil-kecilan bareng temen-temen. Kalo sering nonton video gue di Instagram atau YouTube, pasti udah pernah liat tampang-tampang di atas. Jadi, acara ini akan diadakan Monas.

Kenapa di Monas?
Karena ini tempat yang paling gampang dijangkau.

Kenapa di Jakarta?
Karena gue tinggal di Jakarta.

Ngumpulnya di mana? Monas kan luas.
Patung lima orang yang megang bendera.

Patung lima orang megang bendera

Gambarnya kurang jelas.
Googling.

Jam berapa?
10 pagi sampe selesai.

Gue boleh dateng jam 6 sore?
Boleh, tapi jangan marah kalo gue udah nggak ada.

Kalo gue tersesat, hubungin siapa?
Contact Person: 083879826209 (Agung).

Bayar nggak?
Gratis.

Gue boleh ikut?
Siapa aja boleh ikut.

Boleh bawa temen?
Silakan.

Acaranya ngapain aja?
Ketemuan, ngobrol, sharing soal pembuatan video, foto-foto, games, bikin video bareng, dll.

Siapa aja yang dateng?
Liat foto di atas.

Oke, gue dateng ya?
Siap.

See you!
See you.

5 Hal yang Gue Lakukan Kalo Lagi Stres

Ilustrasi orang stres

Sebagai manusia normal, stres adalah sebuah kondisi yang pernah gue alami. Contoh gampangnya adalah ketika nilai rapor jelek, diomelin orang tua, diputusin pacar, sariawan, sakit gigi, dan tetangga sebelah malah asik dangdutan terjadi dalam waktu yang bersamaan. Atau contoh lainnya ketika gue ngasih tau bahwa harga buku gue Rp43,000, dan saat itu juga ada satu kutu kupret di antara orang-orang banyak, yang dengan nggak berdosa malah nanya: "Kak, harga bukunya berapa?". Stres dan ngeselin itu beda tipis. 

Jadinya males ngapa-ngapain. Bawaannya kalo nemu tempat tinggi pengin langsung loncat. Nggak menyelesaikan masalah, tapi menyelesaikan hidup lu. Semua orang pasti pernah ngalamin stres, begitu juga dengan gue. Dan, apakah gue akan nyari tempat tinggi dan loncat saat itu juga? Ya nggak lah. Gue kan takut tinggi. Lagian, Indonesia juga masih membutuhkan gue. Makanya, gue biasa mengatasi stres dengan melakukan hal-hal ini:

1. Baca dan Nulis

Baca buku atau tulisan yang bagus itu kayak nemuin harta karun di bawah laut. Kita akan ngerasa bahagia dan "kaya" setelahnya. Selain baca, nulis adalah cara yang ampuh buat bikin gue lupa sama yang namanya stres. Orang yang tulisannya bagus, biasanya hatinya lagi berantakan. Nah, orang yang tulisannya jelek, hatinya ya... lebih berantakan. Kalo lagi stres, tuangkan itu lewat tulisan. Stresnya ilang, tulisannya yang jadi stres. Eh, maksud gue bagus.

Daripada nyari tempat tinggi buat loncat, mending juga baca buku atau nulis. Ini nih yang dinamakan stres tapi produktif. Nggak hanya stres dan ngacak-ngacak WC di rumah, tapi bisa menghasilkan juga. Lebih bagus kan?

2. Bikin Video

Nah, ini kesibukan baru gue sekarang. Lumayan buat meredakan stres. Habis bikin video, orang-orang yang nonton video gue malah stres. Mereka stres, bikin video juga. Yang nonton? Ikutan stres lagi. Gitu terus. Bayangin kalo satu video gue bisa bikin 10 orang stres. Masing-masing dari mereka kemudian juga bikin video karena stres, nambah lagi jadi 100 orang stres. Terus sampe 1,000, 10,000, dan akhirnya gue bisa beli pesiar + pulau pribadi. #AgenMLM

Jadi, maklumin kalo di video gue agak stres. Karena pas buatnya aja gue lagi stres. :))

Tapi percayalah, jika dalam sehari kalian bisa mengajak 10 orang stres untuk bikin video, maka dalam 3 bulan dengan jumlah yang sama, kalian udah bisa membeli pesiar, pulau pribadi, dan bahkan membeli uang! WOW! Ayo, tunggu apalagi! Tempat terbatas! #AgenMLMLvlDiamond

3. Makan

Nggak bisa dipungkiri lagi, makan adalah cara yang paling enak buat ngelupain stres. Apalagi makan cokelat. Beh, gue bahkan bisa jadi lupa kalo ada kata stres di KBBI. Walaupun gue stres di rumah dan nggak bisa ke mana-mana buat beli makanan, gue nggak khawatir lagi karena ada Foodpanda. Tau situs ini udah lumayan lama dari temen.

Jadi di foodpanda.co.id, gue bisa order makanan dari 500 restoran lebih. Nggak hanya itu, selalu ada penawaran spesial untuk menjaga kantong agar lebih hemat. Cara ordernya juga gampang. Hanya dengan download aplikasi mobile-nya di sini, terus ikutin deh petunjuk-petunjuk selanjutnya. Udah order? Tinggal tunggu makanannya sampe ke rumah, terus bayar di tempat alias Cash on Delivery! Jasa delivery makanan mana coba yang lebih mudah dari ini?

Beberapa hari yang lalu gue coba mesen makanan dari aplikasi Foodpanda. Informasi yang disajikan dari setiap restorannya itu lengkap banget. Mulai dari statusnya (buka atau tutup), ongkos kirim, minimum pemesanan, sampe waktu tunggunya. Detail. Nggak lama setelah menunggu, akhirnya makanannya pun dateng dan gue jadi bisa mengatasi stres dengan makan sepuasnya. Azek!

Kalo lagi stres, cobain deh makan makanan kesukaan kalian sepuasnya. Dijamin ampuh. Misalnya kayak gue, makan cokelat. Bisa bikin mood jadi lebih baik dan mengurangi tekanan darah. Cokelat juga punya kandungan yang mampu membuat pengkonsumsinya jadi merasa nyaman. Nggak punya pacar yang bikin nyaman? Nggak apa-apa, yang penting punya cokelat!

4. Main Game 

Jelas! Karena main game itu asik dan menyenangkan. Selain buat olahraga tangan dan mata, main game juga bisa bikin pengetahuan bertambah. Misalnya gue, yang kebanyakan belajar bahasa Inggris dari game yang lagi dimainin. Belajar dari game Harvest Moon, yang nggak hanya mengajari gue jadi petani sejak umur 10 tahun.

Dulu, gue ini gamers akut. Kacamata yang gue pake ini adalah bukti nyata dari kebanyakan main game dan nonton TV deket-deket. Zaman kelas 1 SMP, sepulang sekolah gue pasti langsung lari ke warnet. Pulang ke rumah, ganti baju, main ke warnet lagi. Dan semenjak mau naik ke kelas 3 SMP, gue udah nggak pernah nyentuh warnet sampe detik ini.

Menurut gue, kalo bisa main game di rumah, ngapain harus ke warnet. Ngabisin jajan dan duitnya mending gue pake buat beli makanan. Di rumah gue punya komputer (punya kakak sih), daripada didiemin, gue pake aja deh buat main game dan mulai nge-blog. Dan setelah komputer rusak, gue main game paling lewat smartphone. Iya, si Boy.

Apa-apa sekarang udah serba canggih. Lewat smartphone aja gue udah bisa main game yang grafiknya nggak kalah sama di komputer. Kalo lagi stres, gue sekarang main game lewat smartphone atau bahkan numpang main di rumah temen. Stres gue hilang, temen gue yang stres karena rumahnya gue tumpangin. Dan, ini adalah game-game smartphone favorit gue.

Inget: Main game boleh aja, asal jangan terlalu lama dan deket-deket! Nanti matanya rusak.

5. Tidur

Lari dari kenyataan yang paling mudah.

...

Jadi, itu adalah 5 hal yang gue lakukan kalo lagi stres. Sebagai manusia, wajar sih kalo sekali-sekali stres. Mungkin lagi ada masalah atau nilai rapor jelek, diomelin orang tua, diputusin pacar, sariawan, sakit gigi, dan tetangga sebelah malah asik dangdutan terjadi dalam waktu yang bersamaan. Saran gue kalo lagi stres atau ada masalah, mending jauhin dulu deh tempat-tempat tinggi dan media sosial yang kalian punya. Kan bahaya nanti kalo misalnya ngetwit karena emosi, bukan karena suara hati. Azek.

Nah, kalo kalian lagi stres, apa yang biasa dilakuin biar nggak stres lagi? Share di bawah!