Kategori

Interabsurd: A Life Enthusiast

Apa yang ada di pikiran gue ketika mendengar kata "orang kantoran" adalah: mereka yang datang pukul 8 pagi dan pulang pukul 6 sore setiap harinya. Kemeja rapi plus celana panjang bahan ditambah tas ransel besar yang dipakai di depan dada. Seperti yang sering gue temui ketika ingin naik Transjakarta. Selain mengantisipasi kecopetan, memakai tas ransel di depan dada mungkin menjadi salah satu style yang sedang nge-tren. 

Layaknya orang kantoran pada umumnya, hal itu langsung terlihat saat pertama kali gue bertemu dengan Roy Saputra. Kemeja rapi plus celana panjang bahan ditambah tas ransel besar yang dipakai dengan style satu tali. Awalnya gue rada curiga, kenapa tas ranselnya nggak dipakai di depan dada. Mungkin, dia nggak takut kecopetan karena sebelumnya udah siap. Atau jangan-jangan, dia sendiri adalah copetnya. 

Orang kantoran dan juga pemilik blog saputraroy.com ini udah menelurkan beberapa buku. Seperti The Maling of Kolor, Doroymon, Trave(love)ing, sampai Lontang-lantung yang bakalan diangkat ke layar lebar. Selain suka nulis di blog, pecinta klub bola Liverpool ini juga suka berkicau di twitter via akun @saputraroy.

Pengin tau lebih lanjut tentang proses pembuatan novel Lontang-lantung? Kenapa sekarang Roy Saputra memilih untuk berhenti nerbitin buku dulu? Yuk, simak langsung obrolan gue di Interabsurd kali ini!

Interabsurd adalah interview absurd yang diadakan sebulan sekali di kevinanggara.com. Interabsurd sudah diedit sesuai dengan kebutuhan. Terima kasih.

Roy Saputra @ Interabsurd

Halo, Bang Roy. Welcome to kevinanggara.com! \o/

Halo, Vin. Thank you ya blognya untuk mau dimampirin \o/


Bang Roy, novel terbarunya udah rilis yak? 

Iya nih, Vin. Novel fiksi komedi, judulnya Lontang-lantung. Itu adalah edisi revisi dan kemasan ulang dari novel Luntang-lantung.

Isinya tentang apaan tuh?

Lontang-lantung itu berkisah tentang Ari Budiman, seorang sarjana baru lulus, yang lagi lontang-lantung nyari kerjaan, wara-wiri ke sana kemari bawa map coklat berisi curriculum vitae (CV). Tentang sebuah fase dalam hidup yang hampir semua orang pernah alamin: lontang-lantung nyari kerjaan.

Untung gue belum nyari kerjaan, masih sibuk sekolah..

Lah, dia curhat…

Eh iya, maaf. Malah terbawa suasana, kan. Novel Lontang-lantung ini prosesnya berapa lama?

Gua biasanya nulis novel 4-6 bulan. Novel Lontang-lantung tergolong paling cepat yang pernah gua tulis. Cuma 2 bulan. Padahal ga pake jin. 

Lumayan cepet juga. Ide novel Lontang-lantung ini dapet darimana?

Ide besar buku Lontang-lantung itu diberikan sama penerbit. Waktu itu mereka mau gua bikin buku kumpulan cerita-cerita lucu tentang mahasiswa yang mau bekerja. Tentang wawancara yang kocak, tips nyusun CV yang gokil, dan pengalaman kerja pertama yang lucu.

Terus?

Tapi gua tolak karena gua lebih pengen nulis novel yang utuh, berbenang merah, dan membawa pesan.

Wuih, cerita lengkapnya gimana?

Cerita lengkapnya bisa baca di sini.

Sekalian promo blog nih ceritanya!

Yoi (--,)v

Bang Roy sendiri pernah lontang-lantung nggak nyari kerjaan? 

Pernah. 2 bulan gua nganggur, ga ngapa-ngapain. Hampir berniat buat jadi pelacur. 

Taeee x)) 

Untung ga laku, dan sekarang jadi bankir.

Ngomong-ngomong, nyari kerja itu susah nggak sih?

Nyari kerja itu sama kayak nyari pacar. Tergantung tampang.

*sambit batu-bata*

Eh, maksudnya, susah-susah gampang. Cocok-cocokan dan kadang, untung-untungan juga.

Pernah kebayang sebelumnya, novel Lontang-Lantung bakal difilm-in?

Waktu nulisnya sih emang ngebayangin adegan-adegan “gimana ya kalo ini dalam wujud film?” karena ketika bikin adegan, gua biasanya ngebayangin atau malah memeragakan.

Termasuk adegan nawarin MLM ke temen-temen?

Taeee :))

Tapi setelah bukunya rilis, ga pernah tuh ngebayangin bakal difilmin. Atau lebih tepatnya, ga pernah berani ngebayangin. Banyak yang baca aja udah seneng.

Perasaannya gimana? Pasti seneng dong?

Pas dikasi tau akhirnya difilmin, ya seneng banget. Rasanya terbang ke awang-awang… meski minum obat nyamuk bisa memberi sensasi yang sama, tapi bukan itu maksudnya.

By the way, suka nulis sejak kapan, bang Roy?

Kalo nulis sih sukanya sejak SD. Gimana, jawaban gua barusan kayak artis-artis ga sih? Yang kalo ditanya, sejak kapan suka nyanyi, “Wah, sejak TK suara saya udah merdu!”

Oke, udah mirip kayak artis-artis kok..

Anyway,

Gua suka nulis sejak SD. Tiap harus mengarang di ulangan bahasa Indonesia, gua paling seneng dan semangat saat yang lain ogah-ogahan.

Tapi kalo menulis secara serius itu berawal dari blog tahun 2007 akhir. Lalu nekad ngirim naskah ke penerbit di tahun yang sama dan di tahun 2008, buku pertama gua rilis.

Gimana sih cara menciptakan outline yang baik?

Outline yang baik itu yang logis. Karena logika adalah hutang penulis kepada pembaca. Yang namanya hutang kan mesti didahuluin, jadi ya logika cerita itu harus diutamain ketimbang latar yang keren, tokoh yang menarik, atau bahasa yang sastrawi (halah, apa pula itu sastrawi).

Selain itu, harus bisa bikin ending yang maknyus. Karena biasanya kan orang inget sesuatu itu ujungnya aja. Dan mereka bisa bilang bagus atau ga, biasanya sih gara-gara endingnya. Pastiin aja saat seseorang selesai membaca dan menutup buku, ada sesuatu yang dirasakan, bukannya malah berkomentar, “Udah nih? Gini doang?”

Kalo bikin plot cerita?

Sebelumnya harus inget dulu prinsip ini: there’s nothing new under the sun. Jadi pasti inti cerita mirip-mirip antar satu buku ke yang lain. Tinggal gimana ngemasnya aja.

Ngemasnya gimana? 

Bisa dengan profesi tokoh utama yang menarik (kebayang kan betapa serunya sebuah cerita yang tokoh utamanya seorang artis dangdut ibukota?), atau bermain di latar (negara atau kota yang menarik dan bikin pembaca ngiler).

Gue jadi tertarik nulis fiksi nih, apa aja yang perlu diperhatikan? 

Yang perlu diperhatikan itu harus nyusun outline yang baik dulu baru mulai menulis. Minimal adegan-adegan penting dalam cerita harus ketemu dulu dan harus logis.

Bang Roy, ke depannya ada rencana bikin buku lagi? Bocorin dikit dong.

Gua sedang memutuskan untuk berhenti menerbitkan buku dulu sampai batas waktu yang belum ditentukan. Jadi belom ada rencana apa-apa.

Kenapa milih berhenti nerbitin buku dulu? 

Menurut gua, saat ini industri penerbitan buku lagi ga sehat karena baik-tidak, laris-tidaknya sebuah buku udah sangat bias. Keberpihakan penerbit juga sangat timpang.

Contoh kasus nyata nih. Jelas-jelas di depan mata gua, seorang editor bilang buku A jelek banget, tapi mati-matian dipromoin karena si A punya fanbase yang sangat kuat dan udah terlanjut ditawarin nulis.

Jadi gua memutuskan untuk berhenti menerbitkan buku sampai batas waktu yang belum bisa gua tentukan. Toh, yang gua cintai itu menulisnya, bukan menerbitkan bukunya. Gua hanya akan tetap menulis :)

Menurut bang Roy, seberapa penting sih "followers" dalam bikin buku? 

Followers itu bicara soal kesempatan. Followers lebih banyak, kesempatan lebih banyak.

Maksudnya? 

Ga bisa dipungkiri, semakin banyak followers, kesempatan untuk ditawarin menulis lebih besar. Ga punya portfolio menulis pun (misalnya blog), seorang dengan followers banyak bisa aja dimention seorang editor dan bilang "cek DM". Beda dengan yang followersnya sedikit: harus nyusun outline sendiri, nulis sampe kelar dulu, baru bisa disetujui atau ga.

Gue termasuk yang ditawarin. Tapi bedanya, gue ditawarin dari blog, bukan followers \o/

Nah, itu mending, vin.

Selain kesempatan untuk memulai, kesempatan untuk dipromosikan secara besar-besaran juga lebih tinggi bagi mereka dengan followers ribuan. Karena faktanya, memang orang dengan followers lebih banyak mampu memancing animo lebih tinggi ketimbang mereka dengan followers yang lebih sedikit.

Tapi kesempatan bukan berarti keberhasilan. 

Hidup penulis dengan followers sedikit! 

Hidup! \o/

Eh iya, kenapa milih tagline blog "a life enthusiast"?

Blog gua banyak berisi ocehan-ocehan yang ngawur atau cerita-cerita yang ringan tentang keseharian. Tujuan utamanya sih berbagi untuk menghibur. Tapi kalo dibaca pelan-pelan, biasanya suka ada hal-hal yang bisa dipetik dan dipelajari. Dan semoga, bisa membuat yang baca semakin antusias terhadap hidup.

Nah, terakhir nih.. pesan apa sih yang pengin bang Roy sampein melalui buku dan film Lontang-Lantung? 

Lewat buku Lontang-lantung, gua ingin berbagi semangat bersyukur. Bahwa apa yang dipunya sekarang harus dijaga baik-baik, apa yang dipunya sekarang harus dinikmati benar-benar.

Dan juga jangan pernah membandingkan. Karena ketika kita mulai membandingkan, di saat itulah kita kehilangan kebahagiaan.

Belajar Bikin StopMotion

STOPMOTION

Baru-baru ini, gue lagi tertarik sama salah satu teknik animasi yang bernama StopMotion. Sebelumnya gue udah sering nonton sih video-video StopMotion di YouTube. StopMotion sendiri ini adalah salah satu teknik dasar dalam animasi. Di mana objek/benda digerakkan secara manual dan dipindahkan secara perlahan. Kemudian, setiap digerakkan secara perlahan, objek/benda tersebut harus diambil gambarnya (difoto) dan disusun secara berurutan. Nah, biar keliatan bergerak layaknya animasi, gambar-foto yang diambil digabungin semua jadi satu, terus diatur kecepatannya. 

Kecepatannya juga macem-macem. Misalnya nih, untuk durasi film 1,5 menit (90 detik) pada kecepatan 25 fps (frame per second), jumlah foto yang harus diambil adalah 2.250. Tiap 1 detik = 25 foto. Setelah semuanya dirangkai jadi sebuah video, biar menarik, tinggal ditambah musik, jadi deh StopMotion. 

Tau film "Shaun The Sheep"? Nah, itu adalah salah satu bentuk animasi StopMotion. Filmnya digarap dengan sangat teliti dan sangat detail. Domba, perkebunan, mobil, dan objek-objeknya disusun sedemikian rupa. Gerakan seperti berjalan, berlari, melompat juga disusun sampe keliatan halus banget. Pembuatannya? Nggak usah ditanya, pasti capek dan makan banyak waktu. 

StopMotion = Gerak dikit - foto - gerak dikit - foto - gerak dikit - foto - dst. 

Gue iseng nyoba bikin StopMotion. Awalnya niat itu datang secara tiba-tiba, pas gue lagi mau makan cokelat. Gue kepikiran, kenapa ini nggak gue jadiin StopMotion aja, ya? Kan siapa tau, hasilnya bagus. Gue langsung buat deh videonya. Kira-kira yang ini cuman makan 50-60an foto. Kemudian langsung gue upload di Instagram:


Gue jadi ketagihan, hari itu juga, gue langsung buat StopMotion Rubik's. Jadi ceritanya, StopMotion itu berisi rubik yang diselesaikan dari keadaan teracak. Makan sampe 300an foto. Sayang, Instagram punya batas video 15 detik. Terpaksa gue cepetin jadi sekitar 10 fps biar bisa masuk semua. Jadinya cepet gini deh:


Gue juga bikin versi kecepatan normalnya, sekitar 30an detik. Gue upload di YouTube:


Klik ini kalo video nggak bisa di-play.

Nah, makin lama gue makin ketagihan. Gue bikin StopMotion lagi. Konsepnya gue lagi gambar buku gue di kertas, terus pas udah jadi, buku gue muncul beneran deh. Ini makan sekitar 250an foto, plus tangan gue pegel gambarnya. Niat awalnya sih pengen gue gambar pelan-pelan sampe jadi. Tapi karena udah pegel duluan, jadinya gue gerakin tangan gue nutupin buku dari kiri ke kanan, terus langsung jadi. Biar kesannya kayak sulap, padahal mah tangan pegel. StopMotion #SGFD:




Kalo mau buat StopMotion itu yang penting NIAT dan SABAR. Niat biar kita bisa mulai membuatnya. Sabar karena membuatnya itu lama dan makan waktu. Plus pegel. StopMotion paling pegel yang pernah gue buat itu yang rubik. Iya, karena emang baru buat 3 video StopMotion, dan yang paling lama itu yang rubik. Tangan kiri gerakin rubik, tangan kanan megang hape siap-siap foto. Begitu terus. Nggak jarang, gue malah lupa rumus nyelesain rubiknya karena harus gerakin pelan-pelan, terus difoto dulu. 

But, I enjoyed this so much.

***

Gue suka sama video StopMotion-nya Bena yang pake kaki. Itu buatnya pasti lama banget. Seharian. Salut deh sama Bena. Videonya keren, kreatif, dan menghibur. Buat yang mau liat video StopMotion-nya Bena, klik INI

Pas gue lagi asik bahas StopMotion di twitter, followers pada merekomendasikan gue untuk nonton video StopMotion Aulion. Pertama kali nonton video StopMotion-nya, gue langsung kagum sendiri. Keren banget, bro! Nih kalo nggak percaya:


Klik ini kalo video nggak bisa di-play.


Gimana? Tertarik bikin video StopMotion? Pernah buat juga? Share dong sama gue! :D

GIVEAWAY - Tiga Bulanan


Tiga bulan udah berlalu semenjak buku pertama gue, Student Guidebook for Dummies, lahir ke dunia. Tiga bulan itu juga, followers gue naik secara frontal, mention dan twitpict tentang buku gue berkeliaraan, dan yang paling keren buku gue udah berjejer rapi di rak Gramedia. Yah, walaupun belum di semua Gramedia seluruh Indonesia. Tapi ini udah cukup jadi suatu kebanggan tersendiri buat gue. 

Gue sering pergi ke Gramedia untuk sekedar ngeliat buku gue. Selain itu, tiap ke Gramedia, gue selalu berusaha mencari cara untuk menjejerkan buku-buku gue biar kelihatan paling menonjol. Emang, keliatan curang. Secara nggak langsung, gue juga menutup pintu rezeki penulis-penulis yang bukunya gue tutupin. Gue rasa, semua penulis juga pasti pernah melakukan hal ini. Lagian, siapa yang tau? :p

Gue biasa melakukannya sendiri, atau dengan bantuan temen yang kebetulan gue ajak ke Gramedia. Ini nih hasilnya kalo gue ke Gramedia dan nemuin buku sendiri:

1. Sebelum. Buku gue masih sendiri.

2. Jurus bayangan. 

3. Jurus bayangan lagi. 

4. Sesudah. Kemudian gue ninggalin Gramedia dengan muka nggak berdosa.

Masih ada cara lain sebenarnya. Yaitu dengan ngetik judul buku di komputer Gramedia, kemudian tinggalin. Orang-orang yang mau nyari buku dan ke komputer tersebut, pasti paling nggak ngeliat atau tau judul bukunya. Yoi. Mungkin kalo ada satpam Gramedia yang baca tulisan ini, gue bakalan dilarang masuk lagi ke sana.

Jujur, gue sendiri nggak terlalu berharap lebih sama buku pertama ini. Hehe. Menurut gue, tulisan gue masih terlalu "ngasal" dan garing banget. Sebagai buku komedi, kayaknya belum bisa dibilang berhasil. Buku ini, menurut gue, terbantu oleh ilustrasi-ilustrasinya. Kalo gue disuruh ngasih bintang, gue bakalan ngasih  3 dari 5 bintang. Sebagai buku pertama, yah... komentar pembaca lumayan positif sih. Lagian, gue lebih suka nikmatin prosesnya, hasilnya itu cuman bonus lah dari Tuhan. :D

Ngomong-ngomong, kalian yang udah baca buku Student Guidebook for Dummies, pasti langsung kaget pas baca tulisan gue di blog. Beda abis, kan? Iya, menurut gue tulisan gue udah berkembang. Tulisan gue di blog jauh lebih mateng ketimbang di buku. Makanya, buat buku kedua (doain aja bisa bikin lagi hehe), gue bakal bener-bener matengin konsepnya. Biar nggak kayak buku pertama. Gue pengin ada pelajaran yang bisa diambil, nggak cuman asal dibaca sampe habis terus dibilang "Udah, gini doang?".

Gue pengin tulisan gue bisa bermanfaat. 


Maaf, jadinya curhat. 


< - - - GIVEAWAY - TIGA BULANAN - - - >

Kali ini, gue pengin bagi-bagi dua buah buku Student Guidebook for Dummies. Syaratnya cukup punya blog, akun twitter, dan akun facebook. Oke, jadi langsung aja ya. Pertama, kalian harus:

1. Follow blog gue. Caranya? Di widget sebelah kanan ada "Supporter Absurd", terus klik aja "Join this site". Kalian bisa follow blog gue dengan akun Google+, Twitter, maupun Yahoo. Atau bisa langsung klik ini.

2. Like fanpage "Kevin Anggara Blog" di widget sebelah kanan "Pasukan Absurd". Atau bisa langsung klik ini.

3. Blog minimal udah berusia tiga bulan. Sama kayak usia buku pertama gue. Hehe.

Kalo udah memenuhi persyaratan di atas, ini dia tantangannya:


1. Buat postingan di blog kalian. Isinya adalah REVIEW blog gue ini se-MENARIK mungkin. Kalian bisa ngasih saran, masukan, kritik, dan sebagainya. Plus pilih postingan mana yang paling kalian suka di blog ini beserta alasannya. Minimal: 500 kata.

2. Judul artikel: BEBAS. Keyword nama gue "Kevin Anggara" dalam postingan kalian, nanti dikasih link ke blog gue: www.kevinanggara.com.

3. Tulisan belum pernah dipublikasikan dimanapun, nggak mengandung SARA, nggak copy-paste dari peserta yang juga ikutan. 

4. Di akhir postingan, jangan lupa ajak pembaca blog kalian buat ikutan giveaway ini. Terus jangan lupa ngasih link ke postingan ini juga. 

5. Kalo udah selesai buat artikelnya, mention ke twitter gue (@kevinchoc), dengan format: "Judul postingan" Link postingan @kevinchoc #GiveawayTigaBulanan. Contoh: "Kevin Anggara si Pelajar Absurd" www.kevinanggara.com @kevinchoc #GiveawayTigaBulanan.

6. Komen di sini ya yang udah ikutan. Cantumin username twitter sama link postingan kalian. Jangan lupa share postingan ini juga :p

7. Deadline: akhir bulan ini (30 November 2013) Pengumuman pemenang bakalan gue update di sini, paling lama 3 hari setelah deadline tutup.

8. Buat pemenang yang dapet buku Student Guidebook for Dummies, gue minta reviewnya juga ya di blog kalian. Hehe.

Nggak wajib follow akun twitter gue. Pemenang gue yang milih sendiri. Keputusan nggak bisa diganggu-gugat. Nantinya ada dua orang pemenang. Ongkos kirim buku semua gue yang tanggung. Pemenang tinggal terima jadi aja. So, good luck!

< - - - PENGUMUMAN PEMENANG - - - >
Sebelumnya, gue pengen ngucapin terima kasih buat blogger-blogger kece yang udah menyempatkan waktunya untuk ikutan giveaway kecil-kecilan ini. Terhitung, selama 15 hari periode giveaway ini, ada 10 peserta yang ikutan. Terima kasih udah ikut berpartisipasi. Buat yang bantuin promo giveaway ini juga terima kasih. Hehe. 

Yak, langsung aja gue ngasih tau 2 orang pemenang yang berhak mendapatkan buku Student Guidebook for Dummies. Penilaian gue lakukan sendiri, dibantu oleh juri tamu yang gue undang dari London, Maudy Ayunda. Doi lagi kuliah di sana. Terima kasih, Maudy :3

Jadi, kita telah menentukan, pemenangnya adalah...... 


Asy-syifaa Halimatu Sa'diah
http://kak-bi.blogspot.com/2013/11/reviewer-absurd-review-blog-pelajar.html

Cynthia Novelia
http://cynzgreen.blogspot.com/2013/11/demi-sesuap-buku.html

Selamat buat para pemenang! Kirim data diri (nama, alamat, no telp) ke kevinchocs@gmail.com, ya. Ditunggu paling lambat sampai besok pukul 10:00! Biar cepet juga nanti dikirimnya, hehe. Buat yang belum menang, jangan sedih dulu. Karena gue masih bakal bikin giveaway nanti. Makanya, pantengin kevinanggara.com terus! \o/

Proses atau Hasil?

Tears in Heaven

Hidup adalah proses belajar dan perjuangan tanpa batas. Kalo sedang melakukan sesuatu, jangan langsung terpusat pada hasilnya. Tapi nikmati aja prosesnya. Proses itu adalah cara kita belajar menjalani sesuatu yang dihadapi. Kita bisa sukses karena apa? Karena proses yang kita lewati itu. Kadang, proses memang lebih dihargai ketimbang hasil. Kecuali saat ulangan. Murid nyontek, disalahin. Padahal itu kan proses mendapatkan nilai yang bagus? 

Iya, dengan cara yang salah.

Apalah arti sebuah nilai yang tertulis di atas kertas, kalau ilmu yang kita pelajari tidak berbekas sama sekali di otak? - ngambil quote dari buku #SGFD.

Contohnya gue, saat proses menulis naskah buku pertama yang akhirnya terbit Agustus lalu. Gue menikmati menulis naskah buku itu dengan sepenuh hati. Gue nggak mikirin hasilnya nanti gimana, karena menurut gue proses lebih asyik dinikmati ketimbang hasilnya. Kalo mau sukses, kuncinya: nikmati proses, jangan kebanyakan protes. 

Oh iya, dalam rangka GagasDebut bersama GagasMedia, Angelia Caroline, penulis buku Tears in Heaven, akan menceritakan sedikit tentang bukunya dan perjalanan di balik terbitnya buku tersebut. Yuk, silahkan simak tulisan dari Angel ini:

A Journey of a School Project to the Bookstore

Tak sedikit dari kita yang menyimpan luka di hati, hal-hal tidak menyenangkan di masa lalu yang sebisa mungkin berusaha dihapus dari memori. Namun, semakin kita berusaha melupakannya, kenangan pahit itu malah semakin menghantui kita, membuat kita membenci orang-orang yang terlibat dan tak jarang diri kita sendiri.

Bagaimanapun kita berharap sebaliknya, tidak ada seorangpun yang bisa mengubah masa lalu. Membenci tak akan membawa kita sejengkal pun lebih dekat pada solusi. Kadangkala, yang kita perlukan hanyalah cinta yang tulus dan keikhlasan untuk memaafkan.

Tears in Heaven merupakan sebuah kisah tentang seorang remaja bernama Nathan. Orang tua Nathan sudah bercerai semenjak ia kecil, sebuah kejadian yang menimbulkan luka yang membekas di hati Nathan, terutama terhadap ayahnya yang meninggalkan ibunya untuk menikah lagi dengan perempuan lain.

Setelah didiagnosis menderita leukemia akut, Nathan harus meninggalkan Bali untuk tinggal di Jakarta bersama ayah dan ibu tirinya. Sebuah kejadian yang membuat Nathan benar-benar membenci hidupnya.

Namun, ia mendapati bahwa ternyata hidup di Jakarta tidak seburuk kelihatannya. Di sekolah barunya, ia menemukan persahabatan dalam diri Tania, Marvin, dan Brian. Dia juga bertemu dengan Kayla, seorang gadis mungil yang begitu memahaminya. Kayla selalu ada untuk menemani dan mendukungnya. Kayla juga yang membantu Nathan berdamai dengan masa lalunya dan diri sendiri.

Love and acceptance. Mungkin merupakan tema yang terkesan umum untuk dibahas. Tapi saat mulai menyusun ide cerita, dua hal itu terasa sangat menarik bagiku. Berangkat dari perasaan itulah aku memilihnya menjadi dua tema utama dalam novel Tears in Heaven.

Sedikit sharing, waktu kecil dulu, aku sangat suka bermain dengan boneka-boneka. Masing-masing boneka kuberi nama dan kujadikan pemeran dalam kisah-kisah hasil imajinasiku. Seiring bertambahnya usiaku, boneka-boneka itu tersimpan rapi di dalam lemari. Namun, cerita tentang mereka tak pernah kulupakan.

Bermajinasi merupakan caraku berpetualang dalam dunia nan luas penuh warna, sebuah dunia pribadi yang aku yakin pada dasarnya ada dalam pikiran semua orang. Dengan menulis, aku menemukan cara untuk memberi kehidupan pada kisah-kisah dalam duniaku, membentuk cerita mereka dengan merajut untaian kata demi kata.

Tears in Heaven adalah kisah pertamaku yang berhasil mewujud ke dalam bentuk sebuah novel. Awalnya novel ini merupakan novella sepanjang 40 halaman yang menjadi tugas proyek ekstrakurikuler yang kuikuti di sekolah, kelas creative writing yang telah menjadi tempatku belajar begitu banyak hal selama setahun terakhir.

Dari Kak Rani Andriani Koswara aku belajar cara mengembangkan ide, menuliskannya, dan mengemasnya menjadi sesuatu yang layak dibaca. Di bawah bimbingannya juga aku berhasil mengawal perjalanan sebuah draft novella berjudul Eternal Sunshine bermetamorfosis menjadi sebuah novel berjudul Tears in Heaven yang diterbitkan oleh GagasMedia bulan September 2013.

Semoga Tears in Heaven bisa menjadi sesuatu yang meninggalkan kesan manis di hati para pembaca

Angel

***

Angel mengawali proses menulis naskah novel dengan mengikuti ekstrakurikuler dan berhasil mengembangkan novella 40 halamannya menjadi sebuah buku. Sama seperti gue, bedanya, gue mengawali proses menulis naskah ini dari blog. Ujung-ujungnya juga berhasil sih, mengembangkan naskah itu menjadi sebuah buku. 

Terlihat dari tulisannya, Angel juga sepertinya menikmati proses menulis naskah itu. Kita sama-sama pernah pusing karena dikejar deadline, dihantui terus sama editor, dan yang paling parah combo keduanya. Oh, ini jadinya curhat terselubung. Iya, intinya kita sama-sama menikmati prosesnya. 

Memang, hasil kadang nggak selalu memuaskan. Tapi yang terpenting adalah kita menikmati prosesnya. Kalo udah maju, jangan pernah mundur lagi. Kata game Crash Team Racing, itu namanya wrong way. Kecuali kalo main tarik tambang. Kita harus mundur terus sampe belakang. Biar tim kita menang, dan semuanya senang. 

Karena proses itu wajib dan hasil itu bonus.

#NgeblogYuk dari Sekarang!


Gue sedang menulis draft postingan dengan segelas ice-coffee yang menjadi teman gue di setiap malam. Untuk mengistirahatkan pikiran sejenak, jari gue mulai mengklik tombol mouse dan berpindah tab dari blog ke twitter. Keasyikan scrolling timeline membuat telunjuk kanan gue keram. Gue lalu terhenti dan melihat sebuah twit dari Bena, yang isinya kurang lebih adalah ajakan untuk ngumpul bareng blogger-blogger di Jakarta. Kebetulan, Bena lagi free. Beli satu, gratis Bena. 

Sebagai seorang blogger yang sangat bersemangat, gue mengirim e-mail sesuai syarat untuk ikutan acara yang dinamakan #NgeblogYuk itu. Kalo dikonfirmasi, berarti ini adalah pertemuan pertama gue dengan Bena secara langsung. Pertemuan pertama yang nantinya akan dihiasi dengan obrolan-obrolan seputar internet dan juga blog. Pertemuan pertama yang nantinya akan mempertemukan gue dengan inspirator gue dalam dunia blog. Kalo dipikir-pikir, romantis juga, ya. 

Keesokan harinya, gue bangun dengan tujuan bermalas-malasan karena kebetulan hari libur. Gue lupa, kemarin gue sempet ngirim e-mail ke Bena. Tapi, habis scrolling timeline dan melihat Bena muncul lagi, gue langsung ngecek inbox e-mail. Dan ternyata, ada e-mail konfirmasi yang mengharuskan gue datang ke salah satu mall di Jakarta Selatan, menghadiri acara #NgeblogYuk bersama keempat blogger lain. Dua diantaranya adalah anak-anak komunitas blogger yang gue ikuti, Jamban Blogger.

Saat itu juga, gue langsung bersiap-siap untuk berangkat dengan TransJakarta. Gue adalah orang Jakarta yang punya keinginan untuk membuat Jakarta bebas macet, yah walaupun kemungkinannya lebih kecil dari mata gue sendiri, salah satu caranya adalah dengan naik angkutan umum ini. 

Nah, sesampainya di sana, gue keliling mall sambil naik-turun eskalator. Oh, bukan... gue bukan nungguin mereka. Tapi gue lagi nyari toilet, kebelet pipis, eh kencing. Pipis itu cewek, kencing itu laki! Beda, ya. Hape di kantong celana sebelah kanan gue kemudian bergetar, tanda ada sms yang masuk. Smsnya kurang lebih tentang pemindahan tempat acara berlangsung, dari salah satu coffee shop ke coffee shop lainnya. 

Sambil nungguin mereka, gue langsung mendatangi coffee shop yang dimaksud, memesan segelas ice cappucinno yang ternyata paling murah dari ice-coffee lainnya, kemudian mengeluarkan laptop untuk menulis postingan. Sampai akhirnya mereka datang, lumayan, gue udah dapet satu draft postingan. 


Oh iya, gue pengin kenalin dulu siapa aja yang datang di acara #NgeblogYuk ini. Yang pertama, udah jelas ada Bena yang ngadain acara seru ini. Bena adalah seorang blogger yang juga merangkap sebagai penulis buku "Benabook". Lalu, ada Vendry, pemilik Moinblog yang isinya dijamin bikin perut menjerit kelaparan. Bikin ngiler pula. Ada juga teman dari Bena dan Vendry, yaitu Natasha, Brand Ambassador @iwearbanana. Sayang, blognya udah ditutup. Doi sekarang lagi bikin naskah buku loh. 

Nggak lupa dong, ada dua orang temen gue dari Jamban Blogger. Mereka adalah Ucup dan Tiwi. Ucup adalah seorang blogger yang baru-baru ini semangat banget nge-blog. Doi katanya sedang mencari jati diri. Ucup mengambil jurusan Public Relation, dan jelas, Ucup ini orangnya nggak bisa diem. Tiwi, yang baru-baru ini kuliah dan mengambil jurusan Sastra Indonesia. Suka nulis cerpen dan puisi di blognya. 

Gue juga dapet temen baru di acara ini. Ada kak Pingkan yang ternyata paling senior di antara kita. Bayangin aja, doi udah nge-blog sejak 2003 di Friendster! 2003 itu gue baru aja umur 6 tahun dan masuk SD. Kemudian ada Ravi, salah satu teman Bena, yang baru nge-blog belum lama ini. Blognya berisi tentang Fashion DIY, dan menjadikannya sebagai fashion-blogger cowok pertama yang gue kenal. Terus yang terakhir, ada Sabila yang jauh-jauh dari Bekasi untuk ikutan ngeramein acara ini. Totalnya jadi ada 9 orang. 


Oke, here we go ke inti acaranya. Di acara ini, kita saling sharing soal blog, review blog, berbagi pengalaman, sampai curhat dan yang terakhir main games. Yang awal-awalnya pada diem-dieman doang, lama kelamaan suasana jadi cair dan kita mulai akrab satu sama lain. Berkat Ucup dan Ravi juga yang pinter ngomong dan bikin acara makin seru. 

Dari acara ini, gue juga jadi dapet banyak ilmu tentang nge-blog. Sampai akhirnya di penghujung acara, yaitu kesimpulan, Bena memberikan kesan dan pesan untuk kita. Pesan-pesannya positif, membangun dan bermanfaat banget. Nggak nyesel deh dateng ke acara ini, dapet temen baru, dapet pelajaran juga. Gue juga ikut-ikutan ngomong, setelah dipaksa sih. 

"Pada dasarnya, nge-blog itu untuk berbagi. Bukan untuk terkenal dulu." Gue membuka suara. Suasana mendadak jadi serius. Bena membenarkan kacamatanya. Vendry membenarkan posisi duduknya. Ucup menatap mata gue dalam-dalam. Tiwi mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Pingkan langsung menoleh ke arah gue. Sabila tetap diam dalam posisinya. Ravi... kemana Ravi?! 

Oh, ternyata Ravi duduk di belakang gue. Ravi kemudian melepaskan topinya.  

"Gue nge-blog sih buat berbagi dulu ke pembaca." Gue melanjutkan. "Perihal terkenal atau yang lainnya, itu cuman bonus. Kalo kita sering-sering berbagi dan konsisten, pada akhirnya kita juga bakal dikenal dengan sendirinya." Suara gue masih tetap kecil, tapi masih bisa didengar oleh semua yang ada di situ. 

Gue juga mendapatkan pertanyaan dari Ravi, "Ada batasan minimal berapa post dalam satu bulan?" Gue jawab "Ada. Kalo gue, mulai dari Februari kemarin mulai konsisten dan serius nge-blog. Minimal 4 postingan dalam satu bulan. Gue juga punya jadwal sendiri dalam publish postingan. Biasanya setiap Sabtu, malam minggu."

"Setelah publish postingan di hari Sabtu, gue kemudian menyiapkan postingan untuk Sabtu berikutnya. Jadi, bukan tiap hari Sabtu, gue baru ngetik lalu langsung publish. Biasanya, gue selalu siapin postingan duluan. Ada beberapa postingan gue yang nggak di-publish di hari Sabtu. Itu biasanya postingan penting, atau untuk keperluan event." 

Ravi menambahkan, "Apa hambatan nulis di blog?" 


Bena yang pertama kali menjawab. Tapi Vendry langsung nyeletuk, "Bena itu selalu punya rencana untuk nulis di blog. Idenya banyak banget. Nah, karena kebanyakan, biasanya malah nggak jadi". Bena tertawa, lalu membenarkan kata Vendry. Bena juga bocorin sedikit rahasia, kalo dia sekarang lagi pengin bikin blog baru. Tentang... ah namanya juga rahasia.

Gue kebagian untuk menjawab. "Hambatan gue nulis di blog, hmm... paling ada pembaca yang nggak setuju dengan postingan gue. Itu doang. Padahal, mereka nggak harus setuju kok. Karena semua orang punya pendapatnya masing-masing."


Waktu terus berjalan, nggak kerasa acara udah mau selesai. Sesi terakhir, kita foto-foto bareng, dan baru inget kalo kita semua punya hape. Soalnya, saking seru acara #NgeblogYuk, kita nggak sempet mainin hape. Hehe. Gue juga nggak lupa foto-foto bareng Bena, terus gue ngasih buku #SGFD ke Bena. Yah, ini pertemuan yang keren banget. Selanjutnya, gue berharap bisa ikutan lagi. 


Nah, temen-temen, menurut gue, nge-blog itu bener-bener bermanfaat loh. Selain bisa nambah banyak temen baru, kita bisa nambah pengetahuan juga. Cerita-cerita yang kita tulis di blog juga nantinya bisa kita baca lagi di hari tua, bisa diceritain ke anak-cucu juga. FYI, Bena ini pernah dapet undangan ke luar negeri loh berawal dari nge-blog. Dari nge-blog juga Bena sempet sharing, dia bisa bayar uang kuliahnya sendiri. Jadi mengurangin beban orang tua juga. Wow. Buat yang masih males update blog dan baru mau bikin blog, semoga postingan ini bermanfaat, ya. #NgeblogYuk dari sekarang!

Yuk, Buat Mereka Bangga dan Bahagia


Orang tua adalah sosok yang berpengaruh dalam kehidupan gue dari dulu sampai sekarang. Mereka adalah penjaga terbaik yang diberikan Tuhan kepada gue. Tanpa mereka, gue nggak bakalan ada. Tanpa mereka, gue nggak bakal bisa kayak sekarang ini. Dan salah satu cita-cita gue yaitu: membanggakan sekaligus membahagiakan orang tua gue. Setiap orang pasti punya cita-cita yang sama dengan gue, kan? 

Udah menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mencintai dan menyayangi orang tua kita sendiri. Coba deh flashback dikit saat kita masih kecil dulu. Orang tua merawat dan membesarkan kita. Mereka selalu sabar, nggak pernah ngeluh. Tapi apa yang kita lakukan sekarang? Sedikit-sedikit ngeluh. Mungkin sekarang saatnya kita berkorban untuk orang tua. Iya, kalian pernah bayangin berapa banyak dan besarnya pengorbanan orang tua untuk kita? 

Gue terinspirasi dari salah satu THREAD di Kaskus. Tentang hal yang masih bisa kita lakukan selagi orang tua kita masih ada. Tentang keinginan setiap anak untuk membuat orang tua-nya bahagia. Apa aja tuh? 

1. Orang tua jelas ingin melihat anaknya lulus. Mereka membiayai kita untuk mendapatkan pendidikan, dan semuanya pasti terbayar tuntas jika mereka melihat kita lulus, bukan?  

2. Memberikan gaji pertama. Iya, gue dapet gaji pertama dan memberikan semuanya ke orang tua saat buku gue terbit. Memang, nggak seberapa. Memang, ujung-ujungnya mereka nolak. Tapi dengan ini, se-nggaknya gue bisa sedikit membahagiakan dan membuat mereka bangga. 

3. Membelikan alat penopang kehidupan. Seiring berjalannya waktu, orang tua kita pasti akan semakin tua. Ada yang perlu alat bantu pendengaran, ada yang perlu alat bantu penglihatan, dan ada juga yang perlu tongkat atau kursi roda untuk membantu mereka menjalankan aktivitasnya. 

4. Memberangkatkan ibadah haji, bagi umat muslim. Setiap umat muslim pasti punya keinginan untuk memberangkatkan orang tua mereka ibadah haji. Jelas, perasaan bahagianya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. 

5. Memberikan hadiah di hari kelahirannya. Walaupun hanya bermodalkan lilin dan kue ulang tahun yang sederhana, orang tua pasti sangat bahagia jika kita memberikan sesuatu di hari kelahirannya. Setiap tahun, gue selalu menyempatkan diri untuk memberikan hadiah, yah walaupun nggak seberapa, yang penting ada niat yang tulus untuk membahagiakan mereka. 

6. Membangun rumah untuk mereka. Orang tua perlu tempat yang tenang dan damai untuk menghabiskan sisa hidupnya di dunia dengan penuh ketenangan. Membangun rumah yang jauh dari polusi kota pasti membuat mereka bahagia. 

7. Memberikan mereka cucu. Yoi. Mereka pasti bahagia melihat anaknya tumbuh dewasa dan menikah. Melihat mereka menggendong anak kita. Dulu, kita juga diperlakukan dengan penuh kasih sayang seperti itu. 

8. Menemani ketika maut menjemput mereka. Akan tiba saatnya ketika kita berada di sampingnya, sambil berdoa. Tegar melihat jasad orang yang paling dicintai dan mencintai kita lebih dari siapapun terbujur kaku. Are you ready?

9. Mendoakan dan melanjutkan cita-cita mereka. Nantinya, walaupun mereka udah nggak ada, kita harus selalu mendoakan mereka. Kita harus melanjutkan cita-cita mereka. Semuanya memang tinggal kenangan, tapi kenangan mereka di hati kita, selalu ada.

Mana yang udah kita lakukan? Mari, kita hormati dan doakan orang tua kita. Baik yang masih ada, ataupun telah tiada. Jika gunung tertinggi di dunia itu kau jadikan emas dan kau berikan seluruh emas itu pada orang tuamu, itu tidak akan cukup untuk membalas semua jasa yang beliau berikan padamu

Sedikit renungan dari gue untuk kita semua:

Ketika kita masih kecil, orang tua selalu memaklumi kesalahan kita. Sedangkan ketika kita besar, kita membalasnya dengan makian jika orang tua melakukan kesalahan? Ketika kita masih kecil, kita sering rewel dan menangis karena belum bisa berbicara. Sedangkan ketika kita besar, orang tua hanya minta kita untuk menjaganya, tapi kita selalu menolaknya? Ketika kita masih kecil, orang tua selalu menunjukkan kepada dunia dengan berkata "Ini anakku!" Sedangkan ketika kita besar, kita malah malu dan malas membanggakan orang tua kita yang dulu selalu membanggakan kita?

Ketika kita masih kecil, dimanapun, orang tua selalu memikirkan kita. Sedangkan ketika kita besar, kita bahkan nggak ingat untuk memikirkan orang tua kita? Ketika kita masih kecil, orang tua selalu mencium kita setiap pagi. Sedangkan ketika kita besar, kita bahkan nggak pernah mencium orang tua kita setiap pagi? Ketika kita masih kecil, orang tua selalu mendoakan yang terbaik untuk kita. Sedangkan ketika kita besar, kita bahkan nggak pernah mendoakan orang tua kita? 

Sudahkah kita menghormati orang tua kita? Sudahkan kita mematuhi setiap perkataan orang tua kita? Sudahkah kita bilang "Aku sayang kalian" setiap harinya? Sudahkah kita mencium orang tua kita setiap harinya? Sudahkah kita berdoa untuk orang tua kita setiap harinya? Sudahkah kita meluangkan sedikit waktu kita untuk memikirkan kedua orang tua kita? Menghabiskan waktu, bercanda, bermain, dan ngobrol dengan mereka?

Sudahkah kita membahagiakan orang tua kita? Sudahkah kita memperlakukan mereka seperti mereka memperlakukan kita dari dulu sampai sekarang? Sudahkah kita berterimakasih atas semua kebaikan dan jasa-jasa mereka? Sudahkah?


Pernahkah kita membentak dan melawan orang tua kita? Pernahkah kita memilih kepentingan pribadi kita sendiri daripada kepentingan kedua orang tua kita? Pernahkah kita membuat mereka marah? Pernahkah kita membuat mereka menangis? Pernahkah kita menganggap mereka jahat karena nggak bisa memenuhi kebutuhan kita? Pernahkah kita menyesal memiliki orang tua seperti mereka? Pernahkah?

Minta maaflah, selagi orang tua kita masih ada. 

***

Jujur, gue sendiri masih sering melupakan kedua orang tua gue. Kadang kalo pergi, nggak pamitan dulu. Gue masih sering membentak dan melawan mereka. Gue juga masih jarang punya waktu dengan mereka. Ke depannya, gue pengin membahagiakan mereka. Sesederhana keinginan orang tua itu hanyalah melihat anaknya bahagia. Gue sadar, jasa-jasa dan kebaikan mereka nggak mungkin bisa gue balas, untuk itu gue selalu berusaha sebaik mungkin untuk membuat mereka bahagia. 

Segera berterimakasihlah kepada orang tua untuk semua yang telah mereka berikan. Segera meminta maaf-lah kepada orang tua jika kita pernah berbuat kesalahan. In the end of the post, mohon maaf kalo ada kata-kata yang kurang berkenan. Gue nggak bermaksud sok bijak, gue cuman mau kita semua mikir, merenung, dan bersyukur karena masih punya orang tua yang menyayangi kita. Yuk, buat mereka bangga dan bahagia.