Kategori

Deadline dan Liburan

September adalah bulan yang paling sibuk bagi gue. Selain tugas-tugas sekolah (presentasi, ulangan, PR, dll), gue juga lagi dapet project nulis artikel gitu. Project dengan deadline awal bulan Oktober, gue diharuskan membuat 40 artikel dengan tema yang udah ditentukan. Yah, itung-itung latian menulis secara produktif lah. Dimana tiap hari gue harus berkutat dengan laptop untuk mengetik deadline ini.

Tanggal 22 kemarin, gue punya acara liburan bareng keluarga ke Singapore. Gue pun nyetor artikel buat deadline seminggu ke depan, karena nantinya gue nggak bawa laptop saat liburan. Gue mengetik deadline lebih banyak dari hari-hari biasa. Tujuannya: biar liburan tenang. Kenyataannya: tetep aja nggak tenang. Pesawat mau take-off, keinget deadline. Pesawat mendarat, keinget deadline. Lagi di pesiar, keinget deadline. Lagi berenang, keinget deadline. Tapi percayalah, lebih enak dikejar deadline daripada dikejar mantan. - Kevin Anggara, 16 thn, remaja yang sedang mencari jati diri.

Gue harus melaksanakan kewajiban yang udah mereka percayain ke gue. Di satu sisi, gue pengin liburan dengan tenang. Kali ini, gue bener-bener pengin ngelakuin: Do nothing and everything will be done. Tapi gue sadar, itu bakalan sia-sia. Tapi kalian nggak sadar, itu tagline blog gue pas tahun 2011. Eaaa.

Hari ini, gue baru pulang dari acara liburan itu. Pas di Singapore, gue nginep di pesiar selama 3 hari. Pesiarnya ngunjungin dan sempet nurunin gue ke Malaysia, Thailand, dan balik lagi ke Singapore. Turun dari pesiar, gue nginep di Marina Bay Sands hotel:

Marina Bay Sands

Gue juga sempet berenang di lantai 57-nya. Kolam renangnya yang kayak gini: 

Marina Bay Sands

Numpang ngeksis dulu, ah.

Marina Bay Sands

Intinya, di post kali ini gue cuma pengin ngasih tau kesibukan yang lagi gue jalanin. Sekaligus ngasih tau kemana aja gue pas liburan hehehe. Jadi, maklumin ya kalo jarang update blog dulu. Tapi tenang aja, nanti gue bakalan ceritain perjalanan liburan gue kok. Tungguin aja. Paling 2 tahun lagi. <- ini becanda. Nih, ada sedikit video perjalanan pas gue lagi naik taxi di Langkawi:



Kalo videonya nggak bisa di-play, klik link INI aja.


***

Btw, 4 Oktober nanti gue ada di acara Jakbook Fiesta 2013 di FX Sudirman. Gue kebagian ngisi talkshow "DARI BLOG JADI BUKU" bareng Arie Sadhar (penulis buku OOM ALFA) dan komunitas blog yang gue ikutin, Kancut Keblenger (penulis buku Digital Love)! Talkshow kedua gue nih setelah talkshow+kopdar bareng SFTH Kaskus. Jangan lupa pada dateng, ya!



*ngerjain deadline lagi*

Bagaimana Caranya Menjadi Penulis?

Sebenarnya, membaca adalah latihan menulis. Bagi gue, penulis adalah pembaca yang rakus. Seperti yang kalian tau, gue adalah penulis yang mengawali karir dari blog. Jadi, ilmu menulis gue boleh dibilang masih belum terlalu matang. Gue masih terus belajar dan belajar bagaimana caranya biar bisa menulis lebih baik lagi. Kebetulan, kali ini blog gue kedatangan seorang penulis fiksi ternama dari Indonesia. Yang baru-baru ini menerbitkan buku #cintadengantitik. Namanya Bernard Batubara (@benzbara_).

Dalam rangka #virtualbooktour-nya bersama Bukune, Bara bakalan bagi-bagi ilmu nih tentang dunia tulis menulis. Sekalian, kita belajar bareng dari Bara, bagaimana sih caranya menjadi penulis? Susah nggak jadi penulis? Gimana caranya biar bisa dapet ide nulis? 

Yuk, langsung simak aja tulisan dari Bara ini:

Bagaimana Caranya Menjadi Penulis?

Bagaimana caranya menjadi penulis?

Saya selalu bingung menjawab pertanyaan itu. Pertanyaan, yang, entah mengapa masih juga sering saya terima. "Bagaimana caranya menjadi penulis?" Untuk pertanyaan itu, saya lagi dan lagi, dan selalu menjawab: "Ya, menulis lah." Saya katakan dengan tegas kepadamu, tak ada cara lain untuk menjadi penulis, selain: menulis.

Ada dua “K” yang penting dalam menulis, yaitu komitmen dan konsisten. Mau menjadikan menulis kegiatan yang (terasa) mudah? Jadikanlah kebiasaan. Menulislah dengan rutin. Kamu bertanya, mengapa sih terasa susah mewujudkan ide di kepala menjadi tulisan? Itu karena tidak membiasakan diri menghubungkan kepala dengan jari tangan. Menulis, sama halnya seperti orang bermain gitar. Apa yang ingin dimainkan, kunci-kunci dan nada-nada di kepala, harus terhubung dengan jari-jari tangan. Bagaimana caranya? Ya, biasakan dan rutin berlatih. Rutinitas akan membuat kegiatan yang kita lakukan terasa mudah, karena kita sudah terbiasa. Begitu pula dengan menulis.

Menulis adalah keterampilan. Dan, seperti halnya keterampilan lain, kamu hanya akan terampil jika rajin berlatih. Tak ada orang yang tadinya tak bisa menulis kemudian tiba-tiba menjadi penulis besar dalam semalam. Ada proses yang harus dilewati. Proses inilah yang tak semua orang tahan menekuninya. Ada yang tumbang sejak awal. Ada yang menyerah di pertengahan. Kamu akan mendapatkan hasil yang setara dengan proses yang telah kamu jalani. Malas berproses? Kamu takkan jadi apa-apa.

Banyak juga yang bertanya, bagaimana saya bisa terlihat begitu cepat menyelesaikan naskah buku-buku saya? Baiklah, akan saya jawab.

Satu metode yang selalu saya pegang dan terapkan setiap menulis adalah: "Menulis cepat. Menulis buruk.". Menulislah dengan cepat. Menulislah dengan buruk. Baru kemudian naskah yang buruk tersebut diperbaiki dengan menyunting. Kamu tak bisa menyunting naskah yang tak ada. Menulislah dengan cepat dan buruk. Jangan dulu khawatirkan bagusnya. Jangan bebankan kepalamu dengan keharusan menulis bagus pada tahap pertama. Menulislah dengan cepat dan bebas, meskipun hasilnya (sudah pasti) buruk.

Kebanyakan penulis pemula (saya juga) kesulitan menyelesaikan tulisannya karena mereka menulis sambil menyunting/mengedit.  saya katakan kepadamu, jangan menulis sambil menyensor. Tulislah apapun yang kamu pikirkan. Tak masalah kalaupun jelek. Itulah yang saya lakukan pada naskah-naskah cerpen maupun novel saya. Saya menulis cepat, dan saya menulis buruk sekali. Berikutnya yang saya lakukan adalah menyunting naskah buruk tersebut, menjadi naskah yang baik. Ingat, "writing is rewriting". Naskah, draf pertama adalah sampah. Tak mungkin kau menghasilkan naskah yang sempurna pada tahap pertama. You need to rewrite your draft.

Jadi:

1. Menulislah buruk, menulislah cepat.
2. Jangan menulis sambil menyensor.
3. Write first, edit later.

Lalu, pertanyaan berikutnya yang sering datang kepada saya adalah, "Ide tulisan sudah nyangkut di otak, tapi pas mau nulis malah hilang. Bagaimana?" Ya, saat nyangkut di otak, langsung catat, tuliskan. Beres.  "Kapan waktu yang tepat untuk menulis?" Waktu yang tepat adalah waktu kamu merasa ingin menulis. Dan jika kamu betul-betul cinta menuils, kamu akan selalu merasa ingin menulis. Satu hal yang perlu juga diperhatikan adalah, temukan waktu yang paling enak untuk kamu menulis. Beberapa penulis lebih enak menulis saat pagi hari setelah bangun tidur. Beberapa yang lain pada tengah malam sebelum tidur. Terserah. Yang penting kamu selalu menyediakan waktumu untuk hal yang kamu cinta. Untuk menulis.

Tentang inspirasi? Inspirasi bisa didapat lewat dua cara: (1) Ditunggu saja (datangnya tiba-tiba), dan (2) dipancing. Jangan manjakan dirimu dengan hanya menunggu. "Bagaimana caranya memancing inspirasi?" Oh, banyak sekali cara yang bisa kamu lakukan untuk memancing datangnya ide tulisan. Observasi, baca buku, bermain lempar kata, dan lain-lain. "Bagaimana kalau kehabisan ide?" Saya katakan, mustahil kita kehabisan ide. Kamu hanya malas berpikir dan tidak peka. Ide selalu bertebaran di sekelilingmu. "Di tengah menulis kehilangan ide. Bagaimana?" Itu bukan kehilangan ide. Dugaan saya, kemungkinan kamu tak pernah membuat kerangka cerita/outline. "Sedang menulis sesuatu, tapi datang ide baru." Catat idemu dulu, lalu kembali fokus pada tulisan yang sedang dikerjakan. Jangan kabur dari naskah yang setengah selesai hanya demi ide baru. Terus berlari kepada ide baru yang tampak lebih menarik dengan meninggalkan naskah separuh jadi hanya menunjukkan ketidakmampuanmu menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai.

Biasakan menulis. Kamu tak bisa mengharapkan naskah yang bagus, jika kamu hanya menulis sekali dalam seminggu, atau sekali dalam sebulan. Menulislah yang banyak. Kuantitas menuju kualitas. Seiring kamu semakin banyak menulis, koneksi otak ke jari-jarimu semakin baik. Ketika koneksi otak ke jari-jarimu semakin baik, mengeluarkan kata-kata untuk menjadi sebuah tulisan tak jadi sulit lagi.

Yang terpenting juga dalam menulis, pasang target/deadline. Mustahil kamu menyelesaikan novelmu dengan segera jika kamu tak memasang deadline untuk dirimu sendiri. Tidak memasang deadline membuatmu malas-malasan, dan kamu jadi mengulur-ulur waktu menulismu. Target dan deadline membuatmu bisa mengukur seberapa banyak yang harus kamu tulis setiap harinya. Memberimu tanggungjawab dan "keharusan". Misal: saya ingin menulis novel 100 halaman. saya pasang target 2 bulan (60 hari). Berarti, setiap harinya saya harus menulis minimal 2 halaman.

Bukan hal yang begitu berat, bukan?

Kira-kira begitulah, jawaban yang bisa saya berikan untuk beberapa pertanyaan yang paling sering muncul terkait menulis. Semoga mencerahkan. Dan yang terpenting, segeralah mulai menulis!

- Bara

EARTH without ART is just EH


Gambar adalah salah satu hobi gue yang selain nulis, baca buku, dan main Harvest Moon. Dengan gambar, gue bisa mengekspresikan perasaan gue saat itu. Lagi galau, biasanya gambar orang backgroundnya hujan. Lagi seneng, biasanya gambar orang backgroundnya balon. Lagi galau + seneng, biasanya gambar balon backgroundnya hujan atau sebaliknya, gambar hujan backgroundnya balon. Etdah.

Gue bisa gambar pemandangan alam, gue juga bisa gambar manusia atau makhluk hidup lainnya. Yah, walau nggak bagus-bagus banget. Gue lemah banget di bidang gambar yang berhubungan dengan garis lurus. Disuruh gambar garis lurus pake penggaris aja, gue masih miring-miring sampe keluar dari kertasnya. That moment, saat gue harus membuat garis 0,1 mm sepanjang 10cm dengan drawing-pen. Kebayang hasilnya kayak gimana. Atau membuat gambar perspektif suatu ruangan yang isinya garis-garis semua. Bahkan, membuat proyeksi bidang segitiga dengan 3 soal, dan dicampur semuanya dalam 1 sumbu. Gue pernah buat, dan ternyata malah salah. Jadinya begini:


Awalnya, gue kira pelajaran seni anak IPA dan IPS itu sama. Ternyata beda. 

Lupakan soal garis-garis itu. Gue lebih suka disuruh gambar bebas, karena gambar bebas nggak harus terpaku dengan alat bernama penggaris. Akhir-akhir ini, gue lagi tertarik bikin doodle. Atau yang biasa disebut "mencoret". Doodle ini punya ciri khas spontan. Pernah gambar-gambar nggak jelas di bagian belakang buku tulis? Nah, itu disebutnya doodle. Buat yang pengin tau lebih banyak soal doodle, baca INI deh.

Gue sempet nge-tes kemampuan gambar dengan membuat artwork untuk Maudy Ayunda, pacar gue di masa depan. Kebetulan, saat itu gue lagi ada waktu luang. Jadi, daripada dipake buat main sabun di WC (mandi, ya!), mending gue gambar. Pertama, gue buat sketsa nama Maudy Ayunda dulu dari pensil. Lanjut bikin detailnya, sampe detail terkecil, sampe mata keluar air raksa, sampe tangan pegel. Terus langsung gue tebelin pake pen biasa. Iya, ini masih nggak rapi.


Setelah selesai nebelin semua, jadinya kayak gini deh:


Step terakhir, gue langsung nambahin detail-detail kecil sekaligus menghitamkan bagian yang udah gue tandain. Jadi deh, TARAAAAA!


Kedua, gue coba bikin gambar untuk gue sendiri, pake nama gue. Seperti biasa, bikin sketsa nama dulu pake pensil. Bikin detail-detail patternnya, nebelin deh pake pen. 


Tebelin lagi, sampe pegel. 


Step terakhir, tinggal finishing. Nambahin detail-detail kecil, sekaligus menghitamkan bagian yang udah ditandain. Setelah satu setengah jam, akhirnya jadi juga:


***

Gambar-gambar diatas adalah sedikit artwork gue yang masih kacau. Buat yang pengin liat gambar gue yang lain, klik aja tab "Artwork Absurd". Ke depannya nanti gue pengin masuk DKV, biar gue bisa lebih mateng lagi di bidang gambar. Tapi asal ada niat, mau masuk mana aja juga nggak masalah. Contohnya @yulianzone, kuliah jurusan Sistem Informasi, tapi gambarnya? Beh, keren abis.... Coba cek BLOGnya aja kalo nggak percaya. Beberapa blog temen gue yang temanya artwork, gambar-gambarnya juga keren. Buka blognya YESSIOW dan CHAMELEONBOYS! deh. Nah... gimana? Keren-keren kan gambar mereka? Semoga nanti skill gambar gue juga bisa berkembang dan bertambah keren. 

*lanjut gambar*

EARTH without ART is just EH. SemangART!